KS Sukses Restrukturisasi Utang 2,2 Miliar Dolar AS

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melakukan restrukturisasi utang senilai 2,2 miliar dolar AS atau setara Rp 27,22 triliun (asumsi kurs Rp 13.611 per dolar AS). Restrukturisasi ini disebut sebagai yang terbesar sepanjang sejarah di Indonesia. 

Alhasil, beban utang KS pun menjadi lebih ringan. Kesepakatan restrukturisasi ini telah selesai ditandatangani oleh keseluruhan kreditur pada 12 Januari lalu. 

Restrukturisasi utang ini melibatkan 10 bank nasional, swasta nasional dan swasta asing. Sebelumnya, pada 30 September 2019, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank ICBC Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank), Bank Central Asia (BCA), telah sepakat untuk melakukan relaksasi pembayaran utang dalam perjanjian induk rekstrukturisasi (MRA). 

Baca juga : Jokowi Sukses Sedot Mega Investasi Dari UEA

Lalu pada 29 Desember 2019, Bank DBS Indonesia dan Bank OCBC NISP, mengawali perjanjian aksesi atau penundukannya terhadap perjanjian induk restrukturisasi. Kemudian, pada 12 Januari 2020, dua bank swasta lainnya, yakni Standard Chatered Bank Indonesia dan CIMB Niaga, turut tunduk dalam perjanjian induk yang sama.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, restrukturisasi utang ini dilakukan untuk mendukung rencana transformasi bisnis dan keuangan perseroannya menjadi lebih sehat. 

Dengan adanya restrukturisasi ini, menurut Silmy, beban bunga dan kewajiban pembayaran pokok pinjaman menjadi lebih ringan. Sehingga dapat membantu perbaikan kinerja dan memperkuat arus kas perusahaan. 

Baca juga : Bamsoet: Pusat dan Daerah Harus Berkoordinasi Atasi Banjir Jabodetabek

“Melaiui restrukturisasi lni, total beban bunga selama 9 tahun utang dapat diturunkan secara signifikan dari 847 juta dolar AS menjadi 466 juta dolar AS.
Selain itu, penghematan biaya juga kita dapatkan dari restrukturisasi Krakatau Steel utang selama sembilan tahun sebesar 685 juta dolar AS,” jalas Silmy di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, kemarin. 

Penandatanganan persetujuan pembiayaan ini dilakukan untuk mendukung Rencana Transformasi Bisnis dan Keuangan Krakatau Steel menjadi lebih sehat. Beban bunga dan kewajiban pembayaran pokok pinjaman menjadi lebih ringan. Sehingga membantu perbaikan kinerja perusahaan dan memperkuat cashflow BUMN baja itu. 

Proyek restrukturisasi ini berlangung selama sembilan tahun (2019-2027), dalam jangka panjang diharapkan operasi perusahaan menjadi lebih baik. “Sepanjang tahun 2019, sudah banyak hal yang sudah kami lakukan dalam rangka melakukan transformasi perusahaan,” tegas Silmy. 

Baca juga : Krakatau Steel Siap Lari Kencang

Selain restrukturisasi utang, lanjutnya, KS juga telah melakukan optimalisasi tenaga kerja dan menerapkan operation excellence sehingga KS lebih efisien dan kompetitif. Kemudian di September dan November 2019, secara berturut-turut KS berhasil melampaui rekor produksi Hot Rolled Coil (HRC) dan Cold Rolled Coil (CRC).

“Dengan segala capaian ini kami optimistis di tahun 2020, Krakatau Steel akan mempunyai catatan yang lebih gemilang,” tegas Silmy. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.