Dark/Light Mode

Restrukturisasi Utang 2,2 Miliar Dolar Rampung Desember

Krakatau Steel Siap Lari Kencang

Sabtu, 14 Desember 2019 00:29 WIB
Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim (tengah) bersama anggota Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi dalam satu kesempatan. Foto: Twitter @AchsanulQosasi
Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim (tengah) bersama anggota Badan Pemeriksa Keuangan Achsanul Qosasi dalam satu kesempatan. Foto: Twitter @AchsanulQosasi

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Krakatau Steel (Persero) siap berlari kencang tahun depan. Syaratnya, proses restrukturisasi utang perusahaan senilai 2,2 miliar dolar AS rampung pada Desember ini.

Menurut Dirut Krakatau Steel, Silmy Karim proses restrukturisasi utang sebentar lagi rampung.  "Tinggal sedikit lagi kita bisa selesaikan yang berkaitan dengan restrukturisasi utang jadi 100 persen. Semangat kita bisa selesaikan Desember ini dengan potensi tidak lebih dari Januari (2020) bisa selesai," kata Silmy ditemui seusai penandatanganan kerja sama dengan Lotte Chemical di Jakarta, Jumat (13/12).

Silmy menjelaskan saat ini proses penyelesaian tinggal pembahasan dengan empat kreditor, yakni CIMB Niaga, Standard Chartered, OCBC dan DBS.

Baca juga : Duet Siti Nurbaya-Alue Sudah Siap Lari Kencang

Skema yang dipilih untuk dilakukan dalam penyelesiaan utang, dijelaskannya, yaitu dengan menjadwal ulang tenor pembayaran utang menjadi 10 tahun.

"Kemudian dengan cicilan yang bersahabat dengan kemampuan KS secara bertahap. Tapi soal nilainya berapa dan persentasenya, saya tidak bisa disclose," katanya.

Langkah lain, perseroan juga akan melakukan penjualan aset tak produktif.

Baca juga : Dukung Restrukturisasi Bisnis Merpati Airlines, Garuda Indonesia Group Jalin Sinergi BUMN

Menurut Silmy, jika berhasil rampung, maka proses itu menjadi restrukturisasi utang terbesar yang ada di Indonesia.

"Ketika ini selesai, artinya kami bisa kembali memiliki napas untuk bisa menata kembali dalam konteks manajemen, produksi dan sebagainya untuk mengembalikan performance KS lebih baik," ujarnya.

Silmy menambahkan, selama ini perseroan telah melakukan berbagai inisiatif. Namun, diakuinya proses yang ada tidak mulus. Ia pun menegaskan terus berupaya agar perseroan mendapatkan harga terbaik dan tak ditekan pembeli dengan harga murah.

Baca juga : Prabowo Bakal Putuskan Sebelum Pelantikan Presiden

"Jual perusahaan itu tidak seperti jual produk-produk konsumen. Perlu ada proses penilaian, proses due diligence sampai masalah aspek hukum legalitas. Jangan sampai kifa jual cepat-cepat, karena kalau cepat-cepat kan harganya murah. Ingat, 2,2 miliar dolar itu besar sehungga kita perlu waktu dan cara yang baik," katanya. [KRS]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.