Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Imbas Badai Laura, Harga Minyak Mentah Indonesia Jadi Rp 614.207 Per Barel

Sabtu, 5 September 2020 17:03 WIB
Foto: Instagram Pertamina
Foto: Instagram Pertamina

RM.id  Rakyat Merdeka - Kekhawatiran badai tropis Marco dan Laura melewati jantung industri minyak di Amerika Serikat (AS), turut mempengaruhi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) pada bulan Agustus 2020.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menetapkan ICP bulan Agustus sebesar 41,63 dolar AS atau Rp 614.207 per barel. Angka ini naik 0,99 dolar AS atau Rp 14.606 per barel, dibanding bulan sebelumnya.

"ICP Agustus sangat dipengaruhi oleh kebijakan Amerika Serikat, dalam menyikapi kejadian Badai Laura di sekitar Teluk Meksiko. Selain dipangkas, mereka bahkan menghentikan pengoperasian minyak di lepas pantai. Kendati tidak menyebabkan kerusakan yang meluas," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM di Jakarta, Agung Pribadi, Sabtu (5/9).

Baca juga : Gunung Semeru Bakal Dibuka, Pendaki Dibatasi 120 Orang Per Hari

Besaran ICP ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Nomor 158 K/12/MEM/2020 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Agustus 2020 tertanggal 3 September 2020.

Selain kejadian alam yang menerpa wilayah Teluk Meksiko, prospek pasar atas permintaan minyak mentah juga masih sangat terpengaruh oleh pandemi virus Corona.

"Covid-19 masih menjadi variabel penting dalam memperbaiki ICP," jelasnya.

Baca juga : Menhub Garap Pelabuhan Di Indonesia Timur

Sesuai catatan Kementerian ESDM, rata-rata ICP sepanjang tahun 2020 hingga bulan berjalan mencapai 40,08 dolar AS atau Rp 591,338 per barel.

Rinciannya, ICP Januari sempat mencapai angka 65,38 dolar AS atau Rp 964.614 per barel. Setelah pandemi, nilainya bergerak turun hingga ke 56,51 dolar AS atau Rp 833.746 per barel (Februari), 34,23 dolar AS atau Rp 505.028  per barel (Maret), dan 20,66 dolar AS atau Rp 308.817 per barel (April).

Namun, seiring berangsurnya kelonggaran aktivitas ekonomi serta harapan akan penemuan vaksin Covid-19, ICP perlahan merangkak naik di angka 25,67 dolar AS atau Rp 378.734 per barel di bulan Mei, 36,68 dolar AS atau Rp 541.175 per barel (Juni), 40,64 dolar AS atau Rp 599.601 per barel (Juli), dan 41,63 dolar AS atau Rp 614.207  per barel (Agustus).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.