Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rencana Stimulus Ekonomi AS Jadi Doping Buat Rupiah

Selasa, 29 September 2020 09:45 WIB
Rencana Stimulus Ekonomi AS Jadi Doping Buat Rupiah

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini menguat hingga 25 poin di posisi Rp 14.875 per dolar AS. Naik 0,17 persen dibanding sesi perdagangan kemarin, yang ditutup melemah di angka Rp 14.900 per dolar AS.

Penguatan juga dialami won Korea Selatan, yang meningkat hingga 0,33 persen. Disusul ringgit Malaysia 0,12 persen, dolar Singapura 0,06 persen, peso Filipina 0,05 persen, dan yen Jepang 0,05 persen.

Sementara indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mengalami penurunan sebesar 0,39 persen menjadi 94,2730.

Baca juga : Data Ekonomi China Bisa Jadi Vitamin Buat Rupiah

Di satu sisi, menurunnya dolar membuat nilai tukar rupiah terhadap euro pagi ini, melemah 0,05 persen ke level Rp 17.381. Begitupula terhadap dolar Australia. Turun 0,15 persen ke level Rp 10.546.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, pergerakan rupiah sepanjang hari ini masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dari sisi eksternal, dolar diramal turun seiring rencana AS meluncurkan paket stimulus jilid 2 senilai 2,2 triliun dolar AS. Saat ini, peluncuran paket stimulus tersebut masih dalam tahap perundingan antara Partai Republik dan Partai Demokrat.

"Stimulus ini akan membantu pemulihan ekonomi di AS dan memberikan sentimen positif ke pasar aset berisiko seperti rupiah ini," ujarnya Ibrahim, Selasa (29/9).

Baca juga : Remnya Anies Bukan Musibah

Dari dalam negeri, rupiah masih harus berhadapan dengan risiko peningkatan jumlah kasus positif Covid. Untuk menekan laju Covid di Jakarta, Pemprov DKI kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pemprov DKI mencatat, dalam periode 12 hari sebelum penerapan kembali PSBB ketat (30 Agustus-11 September 2020), penambahan jumlah kasus aktif di Jakarta dilaporkan mencapai angka 49 persen. Namun, setelah PSBB ketat diberlakukan (12-23 September 2020), angkanya turun menjadi 12 persen. 

Sementara sejumlah daerah di luar DKI, menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di tingkat RT, RW, kantor, serta pondok pesantren. PSBM dinilai mampu meningkatkan daya beli masyarakat karena tidak membatasi tempat-tempat yang berbasis ekonomi seperti pasar, mall, dan restoran.

Baca juga : Perpanjangan Stimulus Listrik Tergantung Pemerintah

Sentimen dalam negeri lainnya, datang dari Bank Indonesia (BI) yang memprediksi akan terjadi inflasi pada September ini. Meskipun tipis.

Ibrahim meramal, hari ini rupiah bakal bergerak di kisaran Rp 14.700-Rp 14.900 per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.