Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pasca 75 Tahun RI Merdeka
Survei Median : Ekonomi Jadi Harapan Tertinggi Publik
Jumat, 28 Agustus 2020 18:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Lembaga Media Survei Nasional (Median) merilis survei terbaru tentang persepsi dan harapan publik di usia ke-75 tahun kemerdekaan Indonesia.
Menurut peneliti Median Rico Marbun, survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi publik atas beberapa isu penting terkait kemerdekaan Indonesia.
"Riset ini kami bagi menjadi beberapa bagian, salah satunya terkait apakah yang menjadi harapan masyarakat di usia kemerdekaan ke 75 Indonesia ini," kata dia, Jumat (28/8/2020).
Menurut Rico, dari beberapa jawaban bebas publik terkait harapan itu, kemudian diklasifikasi menjadi tiga harapan utama. Antara lain harapan terkait ekonomi, kehormatan internasional, dan harapan hukum dan keadilan.
Baca juga : Pertamina Perkokoh Posisi Sebagai Perusahaan Energi Dunia
"Sektor ekonomi menjadi harapan tertinggi karena total ada 36,2 persen publik yang beranggapan ekonomi menjadi harapan. Hal ini wajar karena di tengah pandemi ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalamai pertumbuhan negatif," kata Rico.
Masalah ekonomi seperti terjadinya krisis masih dianggap ancaman oleh sebagian besar publik setelah 75 tahun kemerdekaan Indonesia.
Rico Marbun mengatakan, survei ini dilakukan dengan mewawancarai responden di 17 kota besar se-Indonesia melalui telepon.
"Kami tanyakan kepada publik, tolong anda sebutkan apa yang menjadi ancaman setelah 75 tahun Indonesia merdeka. Ternyata, sebagian besar menjawab bukan ancaman militer, namun ancaman non militer, yaitu krisis ekonomi yang menempati urutan nomor satu yaitu 13,4 persen," katanya.
Baca juga : Pertamina Mantapkan Posisi Sebagai Perusahaan Energi Kelas Dunia
Menurut Rico, krisis ekonomi dianggap publik sebagai ancaman nomor satu, tidak terlepas dari kondisi pandemi covid-19 saat ini yang tidak saja menjadi masalah kesehatan, namun juga berdampak pada problem ekonomi.
Setelah ekonomi, Rico menambahkan bahwa publik masih melihat komunisme sebagai ancaman. Walau angkanya relatif jauh dari ancaman ekonomi, namun komunisme masih menduduki urutan kedua dari segi ancaman.
"Walaupun komunisme sudah dilarang, namun masih ada 5,2 persen publik yang menyatakan komunisme sebagai lima besar ancaman setelah ekonomi," katanya.
Rico menambahkan bahwa Median juga melakukan klasifikasi atas beberapa persepsi publik terkait beberapa acaman.
Baca juga : Pariwisata Dibuka, Roda Ekonomi Bali Kembali Menggeliat
"Setelah kami klasifikasi, ternyata terdapat tujuh ancaman. Pertama ekonomi, kedua ancaman demokrasi dan hukum, ketiga ancaman Idiologi, keempat kualitas SDM, kelima, terhadap persatuan, keenam kekerasan bersenjata, ketujuh ancaman alam," terangnya.
Survei ini dilakukan melalui telpon dilakukan pada 16-21 Agustus 202. Sebanyak 466 responden berusia minimal 17 tahun berbasis rumah tangga dipih secara acak bertingkat di 17 kota besar di Indonesia.
Yaitu : Banda Aceh, Padang, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Pontianak, Samarinda, Makassar, Manado, Ambon dan Jayapura.
Jumlah responden ditentukan secara proporsional di setiap kota. Dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan Margin of Error +- 4,5 persen. [EDY]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya