Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 1 tahun bukan hanya telah menelan banyak korban jiwa. Pandemi juga menghancurkan ekonomi kita. Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), gara-gara pandemi Covid-19, sebanyak 24 juta tenaga kerja Indonesia kehilangan jam kerja. Kemudian, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, per Agustus 2020, terjadi penambahan pengangguran sebanyak 2,67 juta orang. Sehingga, jumlah yang menganggur mencapai 9,77 juta orang.
Kondisi ini harus segera diatasi. Jika tidak, jumlah penduduk miskin akan semakin bertambah. Nah, untuk mengatasi, tidak harus bergantung 100 persen ke bantuan dari pemerintah. Masyarakat juga dituntut untuk kreatif melihat peluang yang ada di sekitar.
Untuk yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pengurangan jam kerja, jangan putus asa. Masih banyak jalan untuk mempertahankan ekonomi keluarga agar tidak terlalu oleng. Minimal agar “dapur tetap ngebul”.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah membuat kedai atau kafe kecil-kecilan dengan memanfaatkan bahan alam. Bahan alam menjadi alternatif, karena di saat pandemi ini banyak orang ingin kembali ke bahan-bahan alamiah. Menghindari bahan-bahan olahan, atau yang oleh masyarakat umum disebut bahan kimia. Bahan alam dianggap lebih murni dan menyehatkan.
Baca juga : KPK Telisik Perusahaan Penyuplai Dan Penyedia Paket Bansos
Untuk industri makanan dan minuman, yang bisa dilakukan adalah menggunakan pewarna alami. Pewarna alami yang umum digunakan dan tersebar luas dalam tanaman yaitu antosianin. Antosianin merupakan subkelas dari flavonoid dan metabolit sekunder yang larut dalam air.
Antosianin banyak digunakan sebagai pewarna terutama minuman. Antosianin juga berperan dalam menjaga kesehatan, karena dapat mengikat radikal bebas, cardio protective capacity serta mampu menghambat tahap inisiasi reaksi kimiawi yang mengakibatkan karsinogenesis. Sumber warna antosianin dapat diperoleh dari bunga telang, bunga rosella, dan bunga mawar.
Bunga telang (Clitoria ternatea L) tergolong dalam keluarga Fabaceae atau polong-polongan. Pemanfaatan bunga telang pada pangan telah dilakukan di Malaysia sebagai pewarna biru pada ketan serta di Kerala (India) dan Filipina sebagai sayuran. Di Indonesia, bunga telang biasa digunakan sebagai pewarna pada makanan atau merebus bunga untuk dijadikan obat herbal.
Bunga telang memiliki kadar polifenol relatif tinggi, sehingga memberikan manfaat kesehatan bagi manusia sebagai obat tradisional yang dapat menurunkan tekanan darah, antitumor, mengurangi stress, penghilang rasa sakit, antiasma, dan meningkatkan daya tahan tubuh. Dari fungsi tersebut, ramuan bunga telang ini cocok dikonsumsi di tengah pandemi sebagai obat tradisional atau herbal dan bahan baku pembuatan teh.
Baca juga : Petani-Nelayan Dihadang Ganasnya Iklim Dan Corona
Di Semarang, ada industri yang mengeringkan bunga telang kemudian dikemas dalam paket 200 gram. Harganya Rp 25.000. Tentu itu bisa menjadi potensi ekonomi yang bisa ditiru di daerah lain.
Di Cirebon, ada Kedai Superdog menawarkan minuman segar dari bunga telang yang dipadukan dengan lemon dan sirup. Bisnis ini perlu dikembangkan dan dipopulerkan lagi karena memiliki khasiat yang banyak terkhusus meningkatkan daya tahan tubuh di masa pandemi Covid-19.
Bunga rosella, dengan nama latin Hibiscus sabdariffa L, mengandung antioksidan yang tinggi (flavonoid yaitu (flavonols dan pigmen antosianin), fitosterol, vitamin C, zat gizi yang baik, asam amino lengkap, kandungan vitamin B dan mineral tinggi. Pigmen antosianin membentuk warna ungu kemerahan yang terdapat pada kelopak bunga rosella. Bunga rosella telah diolah menjadi beberapa produk pangan dan bahan pengobatan tradisional.
Rosella cocok dikonsumsi di masa pandemi Covid-19. Makanya, sangat potensial dijadikan home industry. Hal ini telah dilakukan di Kabupaten Probolinggo. Di sana, produk minuman dari rosella sudah tersebar di minimarket, resto dan toko.
Baca juga : Nutraseutikal Alami, Alternatif Pencegah Covid-19
Untuk bunga mawar, ternyata tidak hanya indah dan dijadikan hiasan. Kandunganya juga baik untuk kesehatan. Pada bagian mahkotanya terdapat vitamin B-karoten, antosianin, dan minyak atsiri. Pigmen antosianin bunga mawar bersinergis dengan asam sitrat yang berfungsi sebagai antioksidan. Bunga mawar dapat dijadikan sebagai bahan baku obat, antara lain sebagai aromaterapi, mengobati gigitan serangga berbisa, pelancar haid, menyembuhkan infeksi, menyembuhkan sekresi empedu, pereda panas, antiseptik, menghilangkan keputihan, menambah daya tahan tubuh.
Bunga mawar dapat dimanfaatkan menjadi produk minuman yaitu teh mawar yang memiliki rasa segar dan lebih wangi dari teh lain. Teh mawar kaya vitamin C dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Teh mawar ini cocok dikonsumsi di tengah pandemi Covid-19 dan penyajiannya pun sangat mudah yaitu dengan merebus kelopak mawar sampai air berwarna merah dan dapat ditambahkan dengan gula jika ingin atau tanpa gula karena kelopak mawar itu sendiri memiliki rasa yang unik. Teh mawar bisa menjadi peluang usaha di tengah pandemi Covid-19.***
Penulis: Ade Diniatul Faoziah, Mahasiswa Pendidikan Kimia UIN Bandung
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya