Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pengusaha Wait And See Program Vaksinasi

Penyaluran Kredit Diramal Tumbuh Maksimal 5 Persen

Senin, 15 Februari 2021 05:55 WIB
Ilustrasi kredit. (Foto : Isitmewa).
Ilustrasi kredit. (Foto : Isitmewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberhasilan program vaksinasi Covid-19 menjadi penentu pertumbuhan kredit tahun ini. Karena itu, pemerintah diharapkan mengutamakan penanganan pandemi.

Dalam hitung-hitungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jika vaksi­nasi berhasil, pertumbuhan kredit diramal bisa mencapai angka 7 hingga 8 persen. Namun jika seba­liknya, pertumbuhan kredit paling banter di level 5 persen.

Baca juga : Antam Bidik Penjualan Nikel Naik 50 Persen

Analis Pasar Uang dari Universi­tas Padjajaran (Unpad) Rully Nova mengamini vaksinasi menjadi salah satu faktor penting penentu pertumbuhan kredit. Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Menurutnya, selain vaksi­nasi, penanganan pandemi di suatu negara, juga menjadi hal yang vital dan jadi sorotan. Apalagi Indone­sia beberapa waktu sebelumnya sempat mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19.

“Penyaluran kredit yang ren­dah bukan semata karena suku bunga kredit yang tinggi. Tetapi juga faktor keraguan masyarakat terhadap kesanggupan pemerin­tah menangani pandemi ini. Vak­sinasi memang menjadi sebuah harapan,” tutur Rully kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Peneliti : Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Terlebih, jika jumlah terkon­firmasi positif Covid-19 terus naik. Maka, lanjut Rully, upaya pembatasan kegiatan usaha, misalnya lewat Pembatasan So­sial Berskala Besar (PSBB) atau (PPKM) yang sewaktu-waktu bisa diperketat. Karena itu, dunia usaha pilih wait and see terhadap program vaksinasi.

“Alhasil, pengusaha takut am­bil kredit, karena mereka cemas nggak bisa bayar cicilannya. Dari pada nambah beban, mending mereka memanfaatkan cadangan uang yang ada,” katanya.

Baca juga : Bos Kadin: Pengusaha Antusias Ikuti Program Vaksinasi Gotong Royong

Karena itu, ia menyarankan, pendekatan yang mungkin bisa diambil adalah, bagaimana mengatasi penyebaran Covid-19 ini lebih dulu. Kalau sebelumnya krisis terjadi akibat guncangan ekonomi global, maka penyun­tikan likuiditas bisa ampuh mendongkrak kredit.

“Tapi jika krisis diakibatkan pandemi, rasanya bakalan sulit jika hanya mengandalkan penam­bahan likuiditas,” terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.