Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pengusaha Wait And See Program Vaksinasi
Penyaluran Kredit Diramal Tumbuh Maksimal 5 Persen
Senin, 15 Februari 2021 05:55 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Keberhasilan program vaksinasi Covid-19 menjadi penentu pertumbuhan kredit tahun ini. Karena itu, pemerintah diharapkan mengutamakan penanganan pandemi.
Dalam hitung-hitungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jika vaksinasi berhasil, pertumbuhan kredit diramal bisa mencapai angka 7 hingga 8 persen. Namun jika sebaliknya, pertumbuhan kredit paling banter di level 5 persen.
Baca juga : Antam Bidik Penjualan Nikel Naik 50 Persen
Analis Pasar Uang dari Universitas Padjajaran (Unpad) Rully Nova mengamini vaksinasi menjadi salah satu faktor penting penentu pertumbuhan kredit. Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Menurutnya, selain vaksinasi, penanganan pandemi di suatu negara, juga menjadi hal yang vital dan jadi sorotan. Apalagi Indonesia beberapa waktu sebelumnya sempat mengalami peningkatan jumlah kasus Covid-19.
“Penyaluran kredit yang rendah bukan semata karena suku bunga kredit yang tinggi. Tetapi juga faktor keraguan masyarakat terhadap kesanggupan pemerintah menangani pandemi ini. Vaksinasi memang menjadi sebuah harapan,” tutur Rully kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Baca juga : Peneliti : Keberhasilan Vaksinasi Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Terlebih, jika jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 terus naik. Maka, lanjut Rully, upaya pembatasan kegiatan usaha, misalnya lewat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau (PPKM) yang sewaktu-waktu bisa diperketat. Karena itu, dunia usaha pilih wait and see terhadap program vaksinasi.
“Alhasil, pengusaha takut ambil kredit, karena mereka cemas nggak bisa bayar cicilannya. Dari pada nambah beban, mending mereka memanfaatkan cadangan uang yang ada,” katanya.
Baca juga : Bos Kadin: Pengusaha Antusias Ikuti Program Vaksinasi Gotong Royong
Karena itu, ia menyarankan, pendekatan yang mungkin bisa diambil adalah, bagaimana mengatasi penyebaran Covid-19 ini lebih dulu. Kalau sebelumnya krisis terjadi akibat guncangan ekonomi global, maka penyuntikan likuiditas bisa ampuh mendongkrak kredit.
“Tapi jika krisis diakibatkan pandemi, rasanya bakalan sulit jika hanya mengandalkan penambahan likuiditas,” terangnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya