Dark/Light Mode

Biaya Logistik Masih Jadi Kendala UMKM Bersaing Di Pasar Domestik

Rabu, 24 Februari 2021 16:32 WIB
Webinar Industri Logistik Penopang UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi, Rabu (24/2). (Foto: Istimewa)
Webinar Industri Logistik Penopang UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi, Rabu (24/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) nasional menjadi salah satu sektor usaha yang paling terdampak pandemi Covid-19. Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM Ari Anindya Hartika menjelaskan, persoalan yang dihadapi UMKM di masa pandemi tidak hanya persoalan permodalan. Ada faktor lain seperti pemasaran, ketersediaan bahan baku, hingga persoalan logistik yang mahal ketika mendapatkan order.

Dari catatannya, UMKM yang mengalami masalah penurunan penjualan sebanyak 22,90 persen. Kemudian, persoalan distribusi logistik dan ketersediaan bahan baku sebanyak 20,01 persen. Sedangkan untuk permodalan, turun sekitar 19,39 persen.

Sektor yang paling terdampak yaitu pedagang besar dan eceran sebanyak 40,92 persen sertapenyedia akomodasi dan makanan dan minuman sebesar 26,86 persen. Sementara, sektor pengolahan terdampak sebanyak 14,25 persen.

"Masih ada beberapa pelaku UMKM yang bergantung bahan baku impor. Sementara, ongkos logistiknya mahal. Di saat yang sama, terjadi penurunan daya beli masyarakat," kata Ari dalam Webinar dengan tema "Industri Logistik Penopang UMKM Naik Kelas di Masa Pandemi", Rabu (24/2). Webinar ini diadakan dengan dukungan SiCepat Ekspres, Galeri24, PT Pegadaian (Persero), JNE, Eiger, dan Kokola Biscuit and Wafer.

Baca juga : Pentingnya Menguasai dan Berfikir Positif

Untuk mengatasi berbagai persoalan UMKM itu, Kementerian Koperasi UKM memiliki beberapa program seperti pelatihan digitalisasi UMKM, penyediaan akses permodalan yang murah, hingga dukungan pemasaran yang bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Dengan fasilitas ini, diharapkan pelaku UMKM bisa terlepas dari jerat persoalan yang dialami sehingga nantinya bisa naik kelas secara bertahap.

Ari mendorong agar pelaku UMKM memaksimalkan penggunaan media digital dalam pemasarannya. Sebab, hingga saat, ini baru sekitar 13 persen yang sudah melakukan digitalisasi dalam pengembangan dan pemasaran produk UMKM. Dengan digitalisasi juga akan tercipta efektivitas produksi hingga ke pengiriman.

"Kita terus dorong mereka bisa masuk ke ranah digital. Sebab, ini sebuah keniscayaan. Di masa pandemi seperti saat ini, perilaku masyarakat beralih dan mengutamakan social distancing sehingga dalam melakukan kegiatan dan pemesanan menghindari kontak fisik. Jadi, UMKM mau tidak mau suka tidak suka harus ikuti era digital, mereka harus go online," pungkasnya.

Menanggapi masalah biaya logistik, Chief Commercial Officer SiCepat Ekspres Imam Sedayu menjelaskan, pihaknya sangat komitmen untuk mendukung UMKM naik kelas dengan penyediaan layanan antar paket yang murah meriah. Dia menerangkan, selama pandemi Covid-19, tren belanja online meningkat drastis. Hal ini mendorong peningkatan jumlah paket antaran yang harus diselesaikan perusahaan ekspedisi. Dalam sehari, pihaknya bisa melayani hingga 900 ribu paket, yang rata-rata merupakan paket dari para UMKM.

Baca juga : Peningkatan Literasi Digital Perlu Didukung Keterampilan Berpikir Kritis

Dia tidak memungkiri bahwa selama ini biaya logistik yang mahal menjadi persoalan bagi kebanyakan UMKM. Untuk itu, tahun lalu, pihaknya meluncurkan layanan HALU. Dengan biaya paket mulai Rp 5.000, diharapkan UMKM bisa terbantu. Layanan ini menjamin pengiriman ke seluruh wilayah di Indonesia dengan rentang pengiriman paket sama dengan kelas reguler.

"Kami kerja sama dengan beberapa platfrom agar punya service dengan biaya murah. Kami juga belum lama ini launching layanan Gokil (Cargo Kilat) dengan tarif mulai Rp 25.000 per 10 kilogram. Juga ada layanan terintegrasi Clodeo yang mencakup management inventory di pergudangan kami," kata Imam.

Untuk mempermudah akses UMKM mendapatkan gerai ekspedisi, SiCepat Ekspres menggandeng Alfamart dan FastPay. Para UMKM yang mendapat order paket bisa melakukan pengiriman dengan melalui dua Channel tersebut yang mudah ditemukan di setiap wilayah.

Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menambahkan, industri jasa logistik memang sangat berperan penting bagi kemajuan UMKM. Dengan kondisi geografis Indonesia yang berpulau-pulau dan jumlah penduduk yang sangat besar, jasa ekspedisi paling banyak dicari. Terlebih di era maraknya belanja online seperti saat ini. Data menunjukkan bahwa industri jasa transportasi dan pergudangan pada 2019 tumbuh sangat bagus, mencapai 10,58 persen atau berada di atas pertumbuhan industri manufaktur.

Baca juga : Ada Artis Pelakor Jadi Piala Bergilir

Terkait dengan peran industri ini terhadap peningkatan UMKM, kata dia, perlu ada upaya khusus agar skala ekonomi UMKM bisa ditingkatkan. Sebab, ketika pengiriman produk masih bersifat mandiri, justru itulah yang menyebabkan biaya logistik mahal. "Dengan keterbatasan volume produksi dan sebagainya sehingga tidak mampu memenuhi skala ekonomi, maka sulit bagi UMKM bisa berdaya saing dengan produk luar negeri. Jadi skala ekonomi harus dipecahkan sebab jika tidak bisa diselesaikan mereka akan kalah saing," kata dia.

Untuk itu, dia berharap nantinya akan ada sebuah sistem terpadu yang dibangun pemerintah yaitu Supply Chain Center. Dengan keberadaannya maka biaya logistik, biaya pengadaan bahan baku, biaya produksi hingga inventory bisa ditekan dan lebih hemat. Pada akhirnya keberadaan Supply Chain akan mampu mendorong penurunan harga produk UMKM dengan tanpa mengabaikan kualitasnya.

"Dengan Supply Chain Center, akan bantu UMKM untuk mengelola barang mereka secara efisien. Tetapi, Supply Chain Center ini tidak bisa didirikan tanpa dukungan berbagai pihak, seperti pemerintah lintas sektoral, industri perbankan dan pegiat UMKM," pungkas dia.

Ketua Asosiasi UMKM Indonesia Muhammad Ikhsan Ingratubun mengapresiasi keberadaan industri logistik seperti SiCepat Ekspres dan lainnya. Sebab dengan berbagai inovasi dan layanan yang semakin baik, sangat membantu pelaku UMKM dalam melayani permintaan buyer. Menurutnya, industri jasa logistik akan terus tumbuh baik di saat pandemi atau nanti setelah masa pandemi. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.