Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Saatnya Industri Dalam Negeri Buat Masker N95

Selasa, 6 Juli 2021 16:05 WIB
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto. (Foto: ist)
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peningkatan kasus harian Covid-19, terutama di Jakarta dan beberapa kota besar Indonesia, mengisyaratkan bahwa kita masih harus bijak dalam menjalani hidup sehari-hari dan pintar dalam melindungi diri.

Para ilmuwan terus mengumpulkan informasi tentang virus, membagikannya kepada publik, dan mengupayakan cara untuk mengakhiri pandemi. Kerja keras mereka telah menghasilkan vaksin, namun ini baru langkah awal yang masih menunggu penyempurnaan. 

Vaksinasi pada tahap sekarang bisa kita syukuri sebagai kemajuan, tetapi ia belum menjamin kita seratus persen kebal terhadap virus. Penyintas Covid-19 ternyata bisa terinfeksi lagi, dan lagi.

Baca juga : PPKM Darurat, Hanya Industri Yang Punya IOMKI Boleh Operasi

Dalam situasi ini, pernyataan Dr. Robert Redfield, Direktur CDC (Central of Deseas Control) AS, masih relevan untuk kita ikuti: "Face mask is more guaranteed to protect me against Covid-19 than a vaccine". Sebelumnya kita perlu bersepakat masker adalah produk teknologi. 

Pengetahuan tentang bagaimana virus ini ditularkan antarmanusia dan bagaimana menghindarkan penularan menjadi krusial. Dengan memahaminya, kita akan lebih tertib dalam menjalankan protokol kesehatan secara rasional berbasis pengetahuan.

Kekurangtahuan bisa jadi penyebab masyarakat tidak ketat menjalankan protokol. Belakangan mudah ditemui kumpulan orang asyik ngobrol di rumah makan atau kedai kopi tanpa masker di ruang berpendingin udara. 

Baca juga : Bagi Uang Bagi Masker

Perilaku ini sudah pasti jadi penyebab penularan virus. Sementara kita mengapresiasi kesabaran pemerintah dalam urusan ini, maka sudah saatnya pemerintah bersikap lebih tegas demi melindungi warganya.

WHO menyatakan media penyebaran Covid-19 yang dominan adalah droplet. Namun bukti-bukti baru tentang kemungkinan penyebaran melalui aerosol diungkap oleh berbagai ahli termasuk CDC AS.

Droplet pernafasan dengan ukuran lebih dari 5.0 micro meter (mikron) akan jatuh dalam jarak satu meter akibat gravitasi. Aerosol, yaitu droplet yang berukuran lebih kecil dari 5.0 mikron, adalah partikel yang tersuspensi dalam udara dan dapat melayang di udara dalam kondisi tertentu selama 3-16 jam. Virus SARS COV-2 berukuran 0.1 mikron dan tidak memiliki alat gerak sendiri jadi bertransmisi melalui media yang lebih besar, yaitu droplet dan aerosol.

Baca juga : Banyak Unggulan Keok, Ratu Barty Masih Bertahan

Karena itu masker paling ideal yang direkomendasikan WHO adalah yang mampu menahan penetrasi droplet dan aerosol saat bernafas, batuk atau bersin, yaitu yang memenuhi standar uji ASTM untuk 0.1 mikron PFE (Particulate Filtration Efficiency). Sementara NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health) AS menyatakan masker N95 dengan efisiensi filtrasi 95 persen untuk partikel 0.3 mikron PFE sudah cukup efektif menahan penetrasi droplet maupun aerosol.

Masker standar yang banyak berdar di pasar adalah masker surgical 3.0 mikron BFE (Bacterial Filtration Efficiency) yang efektif memfilter bakteri. Masker N95 BFE memiliki efektivitas memfilter ukuran bakteri hingga 95 persen. Sementara untuk memfilter virus secara efektif kita perlu Masker N95 PFE yang memiliki efisiensi filtrasi 95 persen untuk ukuran 0.3 mikron. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.