Dark/Light Mode

Saatnya Industri Dalam Negeri Buat Masker N95

Selasa, 6 Juli 2021 16:05 WIB
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto. (Foto: ist)
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Heru Dewanto. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Jadi kita perlu paham besarnya beda PFE dan BFE dan harus jeli membaca spesifikasi masker yang sering tidak jelas ditampilkan dalam kemasan. Namun kita tahu harga dan kelangkaan masker N95 PFE yang masih di impor menjadi kendala utama di Indonesia.

Karena itulah maka muncul saran berbagai ahli kesehatan agar menggunakan masker surgical ganda untuk meningkatkan efektivitas filtrasi. Makin berlapis masker yang kita pakai tentu meningkatkan efisiensinya, tapi berapa persis tingkat efisiensinya hanya bisa dibuktikan di pengujian laboratorium.

Maka tantangan kita adalah membuat masker produksi dalam negeri dengan efisiensi filtrasi setara dengan masker N95 PFE yang dibuktikan dengan uji filtrasi sesuai standar WHO. Penelitian yang dipublikasikan oleh American Chemical Society menunjukkan bahwa masker yang terbuat dari lapis-lapis kain dari serat kapas, selulosa, dan polyester, yang memiliki kerapatan dan kandungan elektrostatis tertentu mampu menghasilkan efektifitas filtrasi setara dengan masker N95.

Baca juga : PPKM Darurat, Hanya Industri Yang Punya IOMKI Boleh Operasi

Negeri ini punya banyak pabrik tekstil yang mampu mengembangan inovasi jenis kain. Ada lebih banyak lagi UMKM yang bisa membuat maskernya. Persoalannya, Indonesia yang sebesar ini ternyata sampai saat ini belum punya alat uji filtrasi yang mengikuti standar ASTM F2299, setidaknya sejauh yang penulis tahu. ASTM adalah organisasi standar internasional yang menjadi acuan dunia dan WHO. 

Tanpa alat uji ini, tidak mengherankan kalau industri masker standar tidak berkembang di nusantara. Maka kita perlu segera memiliki alat uji filtrasi nano dengan kemampuan scanning mobility particle sizer (SMPS) yang akan akan menjadi alat uji filtrasi nano yang pertama di Indonesia yang memenuhi standar ASTM F2299. 

Dengan begitu kita dapat menguji coba dan memproduksi masker dari inovasi jenis-jenis kain tesktil baru buatan dalam negeri dengan kemampuan filtrasi setara masker N95 dengan harga terjangkau masyarakat. Selanjutnya tentu diperlukan penegakan standarisasi spesifikasi masker N95 PFE.

Baca juga : Bagi Uang Bagi Masker

Masker ini akan mamberikan keyakinan baru, dan lebih penting lagi perlindungan lebih efektif dari paparan Covid-19 yang dihasilkan dari riset dan uji empiris secara ilmiah. Masyarakat banyak pun berkesempatan tetap menjalankan aktifitas usaha, tentu sepanjang tertib menjalankan protokol.

Inisiatif ini akan menggerakan industri tekstil untuk memproduksi jenis kain baru. Ratusan UMKM dapat membuat jutaan masker standar di dalam negeri. 

Hal ini berlangsung tepat di tengah kondisi masyarakat yang membutuhkan pelindungan dari Covid-19 dan sekaligus peluang usaha dan pekerjaan baru untuk menutupi kebutuhan dasar hidupnya. Inilah salah satu peluang kita untuk memulihkan kesehatan dan ekonomi sekaligus.

Baca juga : Banyak Unggulan Keok, Ratu Barty Masih Bertahan

Heru Dewanto

Penulis adalah Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.