Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pendapatan Negara Sudah Rp 1.031 T, Sri Mul: Bukti Ekonomi Tumbuh

Rabu, 25 Agustus 2021 22:44 WIB
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smindrawati)
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: Instagram/smindrawati)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski masih pandemi Covid-19, pendapatan negara tetap lancar. Sampai Juli 2021, pendapatan negara sudah masuk sebesar Rp 1.031,5 triliun. Angka ini tumbuh 11,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
 
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pendapatan negara mengalami perbaikan baik dari sisi perpajakan, kepabeanan dan cukai, maupun pendapatan negara bukan pajak (PNBP).
 
Untuk penerimaan pajak, sudah mencapai Rp 647,7 triliun, tumbuh 7,6 persen (yoy). “Penerimaan neto mayoritas jenis pajak terus membaik, menunjukkan kegiatan ekonomi yang mulai tumbuh. Begitu pula jika ditinjau secara sektoral, penerimaan neto mayoritas sektor utama yang membaik menunjukkan berlanjutnya pemulihan ekonomi domestik,” terang Sri Mulyani, dalam konferensi pers virtual APBN Kita edisi Agustus, Rabu (25/8).
 
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, pemanfaatan insentif pajak berlanjut pada 2021. Hingga pertengahan Agustus, mencapai Rp 51,97 triliun. Terdiri atas insentif dunia usaha (PMK-9) sebesar Rp 50,24 triliun, insentif PMK-21 (PPN DTP Rumah) sebesar Rp 304,6 miliar, serta insentif PMK-31 (PPnBM DTP Kendaraan Bermotor) sebesar Rp 1,43 triliun.
 
Realisasi pendapatan dari kepabeanan dan cukai juga tumbuh signifikan, yang mencapai mencapai Rp 141,21 triliun. Angka ini naik 29,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan didorong kinerja seluruh komponen penerimaan.
 
“Kinerja Cukai tumbuh 18,2 persen (yoy) didorong pertumbuhan Cukai Hasil Tembakau (CHT) dan efektivitas kebijakan dan pengawasan di bidang cukai. Kinerja Bea Masuk tumbuh 9,2 persen (yoy) dipengaruhi tren kinerja impor nasional yang terus meningkat, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan. Sedangkan kinerja Bea Keluar tumbuh 888,7 persen (yoy) didorong peningkatan ekspor komoditi tembaga dan tingginya harga produk kelapa sawit,” terangnya.
 
Selanjutnya, kinerja PNBP sampai Juli 2021 mencapai Rp 242,1 triliun. Jumlah ini tumbuh 15,8 persen (yoy). “Kinerja PNBP semakin membaik didukung meningkatnya pendapatan SDA Migas dan Nonmigas, PNBP lainnya dan pendapatan BLU, yang masing-masing tumbuh 8,1 persen, 62,9 persen, 31,2 persen, dan 97,4 persen (yoy),” terang Sri Mulyani. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.