Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Digitalisasi Sektor Keuangan Sudah Menjadi Mainstream Di Indonesia

Sabtu, 25 September 2021 13:31 WIB
Diskusi virtual The Iconomics yang membahas digitalisasi sektor keuangan. (Foto: Ist)
Diskusi virtual The Iconomics yang membahas digitalisasi sektor keuangan. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Digitalisasi di sektor keuangan sudah menjadi gaya hidup sebagian masyarakat. Penggunaan alat bayar non tunai ini kini tak hanya di ritel modern. Tapi, sudah dilakukan banyak pelaku usaha kecil berskala UMKM.

Hal itu disampaikan Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta dalam webinar yang digelar The Iconomics.

Filianingsih menilai, tren perkembangan inovasi teknologi digital telah menjadi mainstream di Indonesia. Digitalisasi semakin digandrungi kawula muda karena banyak kemudahan di dalamnya.

"Sudah menjadi mainstream yang semakin menggeser transaksi dari tunai menjadi transaksi non tunai," ujar Filianingsih dalam webinar, dikutip Sabtu (25/9).

Baca juga : DKI Pastikan Sisir Sekolah Yang Jadi Klaster Corona

Apalagi, kaum milenial. Dia menuturkan, populasi yang berada di bawah 30 tahun mendominasi jumlah penduduk Indonesia. "Kita tahu kaum milenial ini adalah yang sangat gampang sekali menyerap digitalisasi," imbuhnya.

Digitalisasi akan semakin berkembang lantaran pemakai internet di Indonesia sudah mencapai 197 juta pengguna.

Diproyeksikan, pengguna internet akan mencapai 250 juta orang di tahun 2025. Ditambah lagi, Fintech terus mengalami peningkatan bisnisnya. Dari nilai-nilai transaksi digital dia memandang, digital banking terus tumbuh positif.

Pada semester-I 2021 mencapai Rp 17.901 triliun atau meningkat sekitar 99 persen dibandingkan tahun lalu. Begitu juga dengan e-commerce yang meningkat transaksinya mencapai Rp 186,7 triliun atau sebesar 63 persen.

Baca juga : Wika Sabet 2 Penghargaan Terbaik Anugerah Humas Indonesia 2021

Di sisi uang elektronik juga demikian. Nominal transaksi meningkat Rp 132 triliun atau tumbuh sekitar 41 persen. Begitu juga dengan QRIS yang sudah mencapai Rp 9 triliun atau tumbuh sekitar 214 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

"Kami lihat pondasi yang kuat ini perlu untuk diarahkan untuk mendukung peningkatan kapasitas UMKM," tutur Filianingsih.

Menurutnya, perkembangan UMKM tidak hanya dari sisi inklusi keuangan saja. Tetapi, bagaimana UMKM bisa memiliki rekening bank secara mudah. Serta, terbiasa lakukan transaksi pembayaran secara digital secara berkelanjutan.

"Tidak berhenti di situ. UMKM juga perlu memanfaatkan rekening transaksinya untuk mendapatkan pembiayaan secara formal yang sangat efisien," ucapnya.

Baca juga : Diterima Moeldoko, Konfederasi Sopir Logistik Indonesia Batal Demo

Sementara Direktur Bank BCA Santoso memandang, tren digital ini juga dipicu kondisi pandemi Covid-19. Di satu sisi, kondisi pandemi memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Tapi di sisi lain, mendorong digitalisasi. "Pandemi ini mempercepat digitalisasi," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.