Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ketersediaan Spektrum Hingga Potensi 5G di Tanah Air

Kamis, 28 Oktober 2021 07:24 WIB
Ketersediaan Spektrum Hingga Potensi 5G di Tanah Air

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan operator selular menggelar 5G dengan menggunakan spektrum eksisting, tak lepas dari langkah pemerintah yang hingga saat ini belum menentukan frekuensi khusus yang dialokasikan untuk jaringan 5G.

Sekjen Pusat Kajian Kebijakan & Regulasi Telekomunikasi ITB, Ridwan Effendi dalam gelaran webinar Indonesia 5G Conference, sesi III yang mengangkat tema ‘Ketersediaan Spektrum 5G Sebagai Upaya Memaksimalkan Layanan 5G’ menilai sesungguhnya ketersediaan pita potensial untuk 5G cukup banyak.

Baca juga : BMKG Warning Potensi Hujan Lebat Di Sejumlah Wilayah

“lalu juga ada di 2600 MHz, frekuensi in masih menunggu lisensi dari operator TV satelit berakhir, dan memiliki potensi bandwidth sebesar 190 MHz, lalu di dalam International Telecommunication Union (ITU) sampai 2024 pemanfaatan frekuensi ini masih diizinkan, dan kemudian selanjutnya akan dimanfaatkan untuk layanan seluler,” papar Ridwan.

Selanjutnya yang tidak kalah potensial ada di 3400 MHz-3600 MHz ini tentunya saat ini masih digunakan satelit, Ridwan dalam hal ini menilai untuk mendapatkan frekuensi tersebut perlu dihitung nilai bisnisnya kedepan dari layanan tersebut, untuk kemudian diambil frekuensinya sebagai kebutuhan layanan seluler.

Baca juga : Sachrudin Belum Mikirin Maju Pilwalkot Tangerang

“Tentu ini kan juga sebagai kompensasi para pemain satelit karena akan dilakukan cut off lebih awal, jadi hemat saya harus win-win solution. Frekuensi ini mainstream, Indonesia bisa melakukan hal tersebut dan melakukan relokasi demi kepentingan 5G,” tuturnya.

Selanjutnya di frekuensi 4400 MHz masih di gunakan oleh satelit non-geostationary satellite orbit (NGSO) dan wireless backhaul, potensi bandwidth yang dapat diperoleh sebesar 100 MHz. Sementara untuk frekuensi 40000 MHz pun masih digunakan untuk kepentingan microwave link tepatnnya di pita 37000 MHz – 39500 MHz, dan preferensi industri pada pita 37000 MHz-43500 Mhz untuk keperluan 5G.

Baca juga : Pemerintah Diminta Persiapkan Keberangkatan Perdana Jemaah Umrah

Dalam pemaparanya Ridwan mencatat dari potensi ketersediaan pita untuk mobile broadband, potensi bandwidth yang dihasilkan mencapai 6.561 MHz. Sedangkan total mobil broadband eksisting jika di kalkulasikan baru menyentuh angka 437 MHz.

“Melalui membandingkan potensi spektrum yang dapat diperoleh untuk keperluan mobile broadband dengan hasil perhitungan kebutuhan spektrum, dapat disimpulkan bahwa potensi spektrum yang dapat diperoleh, dapat memenuhi kebutuhan spektrum mobile broadband hingga 5 tahun mendatang. Kalau pun ada operator nanti tidak kebagian lelang frekuensi tersebut, tidak masalah juga bisa dilakukan melalui kerjasama frekuensi,” tuturnya. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.