Dark/Light Mode

Hikmah Di Balik Banjir: Petani Food Estate Mampu Menyangga Kebutuhan Wilayah Kalsel

Selasa, 25 Januari 2022 16:50 WIB
Kawasan budidaya hortikultura/Ist
Kawasan budidaya hortikultura/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten kedua selain Kapuas sebagai penerima program Food Estate Kalimantan Tengah. Pada 2020, wilayah ini mendapat bantuan benih 110 hektare durian, 100 hektare kelengkeng, 70 hektare jeruk, 13 hektare sawi hijau, 10 hektare kangkung dan 20 hektare cabe. 

Berlanjut pada 2021 dengan 100 hektare pisang, 20 hektare durian, 30 hektare kelengkeng, 12 hektare tomat, 17 hektare terong.

Seperti halnya program Food Estate yang lain, dukungan pemerintah tidak hanya terpusat pada benih saja, termasuk pupuk, dolomit, pestisida, fungisida, likat kuning, mulsa hingga keranjang panen.

Berada di lokasi rawa, lahan ini dikenal sebagai lahan peralihan darat dan perairan yang memiliki karakteristik dangkal dan jenuh air. 

Selain itu, mengandung pirit dengan PH tanah yang rendah, yakni 2 - 3,5. Selain itu memiliki kandungan Fe, AL dan Mn yang tinggi namun rendah  fosfor dan kalium. Sehingga perlakuannya cukup teknis dengan meminimalisir efek pirit, meningkatkan pH tanah, ameliorasi dan pemupukan serta penataan lahan. 

Kabupaten Pulang Pisau termasuk wilayah Food Estate terdampak banjir meski tidak seluas dan separah kondisi di Kapuas. Hal ini cukup disyukuri petani setempat karena bisa cepat teratasi. 

Direktur Buah dan Florikultura Kementan Liferdi Lukman mengaku, dirinya sangat bersyukur bantuan yang diberikan dapat diapresiasi dan bermanfaat bagi masyarakat petani. 

Baca juga : Petani Food Estate Kapuas Tetap Semangat Bertanam Usai Diterjang Banjir

Menurutnya, Ditjen Hortikultura berkomitmen penuh mendukung pengembangan Food Estate Kalteng sejak 2020. Menginjak tahun ke tiga ini, kembali dianggarkan upaya pengutuhan kawasan sebagai kegiatan pemeliharaan. 

“Kami masih terus fasilitasi kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi berupa pupuk, benih dan saprodi lainnya agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi optimal," ujar Liferdi dalam pesan tertulis, Minggu (23/1).

Ketua Kelompok Usaha Bersama, Abdul Aziz, yang ditemui di lahan terung swadaya miliknya terlihat melakukan tumpang sari dengan kelengkeng. Dia meyakini tumpang sari ini sebagai langkah antisipasi menghadapi kemungkinan banjir di masa yang akan datang.

Dia mengaku mendapatkan bantuan benih terung pertengahan tahun 2020. Lahan 0,5 hektare yang dikelola dalam tiga bulan menghasilkan 18 ton atau 18 kali panen. Jika rerata harga terung per kilo Rp 7500, kurang lebih dia mendapat 135 juta. 

“Modal yang kami keluarkan selama masa tanam Rp 30 juta, sehingga hasil bersih Rp 105 juta,” ujar pria yang berdomilisi di Desa Anjir Kecamatan Kahayan Hilir ini. 

Ditanyakan mengenai efisiensi biaya produksi, dirinya mengakui jelas perbedaannya ketika menjalankan program Food Estate. Program bantuan pemerintah betul-betul memperhatikan kebutuhan budidaya tanam. Hasilnya, produksi lebih banyak dan bagus ketimbang budidaya dengan modal sendiri dengan seadanya. 

“Alhamdulillah dengan adanya program ini. Petani merasakan semua, sampai ada yang bisa beli pick up. Saya Alhamdulillah selesai menguliahkan anak hingga biaya wisuda,” ujarnya, bangga. 

Baca juga : BUMN Mampu Jadi Penopang Pemulihan Ekonomi Nasional

Aziz mengatakan, pemerintah pusat dan daerah memberikan perhatian yang baik kepada petani di daerahnya. Selalu ada bantuan setiap tahunnya bagi kegiatan tanam di Kabupaten Pulang Pisau termasuk sisi pembinaannya. 

Berlokasi di desa yang sama, Rukani, ketua kelompok tani Budi Murni mengaku sudah enam kali panen dengan keuntungan Rp 5 juta untuk lahan seluas setengah hektare miliknya.

Untuk satu kali panen bisa menghasilkan 70 kg. Harga beli di tingkat petani masih bertahan Rp 15 ribu-Rp 17 ribu per kg selama kondisi banjir hampir 3 bulan terakhir ini.

“Sebenarnya ini bukan hasil yang maksimal karena sempat mengalami kebanjiran pada usia tanam satu minggu, makanya kondisi tanamannya begini (menguning: red). Saat itu kami berinisiatif menyedot genangan air dengan mesin pompa air ukuran besar dan kecil agar lekas surut genangan airnya,” ujar Rukani. 

Dirinya mengaku, hasil maksimal akan terjadi pada panen ke tujuh, tepatnya sebentar lagi. “Diperkirakan bisa menghasilkan 2 kuintal,” katanya.

Di lokasi berbeda, tepatnya Desa Bereng, Kecamatan Kahayan Hilir, anggota Tunas Muda Bereng, Siswandi yang dua kali mendapat program dua hektare cabe rawit mengucap terima kasih telah diikutsertakan pada program ini. 

“Kami beruntung diikutsertakan pada program ini, terutama dari segi permodalan dan biaya operasional. Pada program tanam 2020 pernah puncak panen hingga memperoleh keuntungan Rp 90 juta,” ujarnya.

Baca juga : Gus Halim: Desa Cerdas Harus Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Pada 2021, lanjutnya, tidak mendapat banyak hasil karena terkendala banjir. Selain itu, terkena antraknosa jadi bisa dikatakan hampir gagal panen karena tidak maksimal. Tanaman juga banyak yang kami cabut menghindari penularan ke tanaman lain,” ujarnya.

Mencermati kondisi alam dan struktur lahan, dirinya berharap pemerintah bisa memberi bantuan pembuatan ajir karena biaya pembuatannya cukup besar. Pun jika dimungkinan adanya mesin pengolah tanah.

Kasie Perbenihan dan Perlindungan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Jakaria mengatakan, hasil produksi dari Pulang Pisau dalam tiga bulan terakhir menjadi penyangga kebutuhan Kalimantan Selatan. 

“Terjadinya banjir di Kalsel menyebabkan luas lahan sangat berkurang dan secara otomatis masyarakat di sana kekurangan sayur, sehingga dropping kebutuhan diperoleh dari Pulang Pisau. Ini membantu kesejahteraan petani di sini,” jelas Jakaria. 

Terkait kondisi alam yang tidak dapat diprediksi, dirinya meyakini petani tidak putus asa karena memang aktivitas keseharian mereka bertani. Selain itu, bertani memang  budidaya turun temurun yang menjadi kebanggaan.

Petani tetap semangat, apalagi sempat menjadi penyedia kebutuhan daerah lain.

Pihaknya berharap, guna mengantisipasi kondisi di masa mendatang, pemerintah pusat dapat memfasilitasi pengadaan cultivator dan pompa air karena itu yang sangat dibutuhkan,. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.