Nama Sastrawan HB Jassin Diabadikan Jadi Nama Perpustakaan Di Gorontalo

 Sebelumnya 
Pernyataan ini diamini Wakil Rektor Universitas Negeri Gorontalo Harto S Malik. Dia menerangkan, perpustakaan harus mengikuti perkembangan zaman generasi sekarang.

Era digital mengubah cara orang mengonsumsi informasi dan proses berliterasi. Dulu, literasi berfokus pada kemampuan baca, tulis, hitung. Sekarang lebih luas lagi.

Baca juga : Relawan BP2M Deklarasikan Diri Dukung Puan Jadi Presiden

Terkait literasi di era digitalisasi, Wakil Delegasi Tetap Indonesia untuk UNESCO, Ismunandar, mengatakan bahwa lebih dari 50 persen dunia sudah mengenal digital. Sebanyak 70 persen di antara pelaku digital adalah kaum milenial yang aktif di dunia online.

Ismunandar mengingatkan, kehadiran internet jangan serta merta dianggap negatif. Justru, dengan kemampuan literasi, masyarakat bisa tetap mendapatkan kebaikan dari internet, seperti menggairahkan dialog dan toleransi, mendukung tujuan pembangunan dan berkelanjutan, serta bisa memberdayakan semua elemen masyarakat menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sama halnya dengan yang perpustakaan lakukan.

Baca juga : Jalan Layang Pasupati, Disematkan Sebagai Nama Jalan Mochtar Kusumaatmadja

"Literasi adalah cara untuk minimalkan hal buruk dan maksimalkan hak baik. Maka, ketika menerima informasi apapun, cermati dulu sebelum meneruskan. Saring before sharing," tambah Ismunandar.

Gedung Perpustakaan Umum HB Jassin didirikan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 4,2 miliar. Pada peresmian itu juga dilakukan MoU dengan 8 perguruan tinggi se-Gorontalo dan Pemprov Gorontalo. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.