Dark/Light Mode

Kemenkominfo-GNLD Siberkreasi Luncurkan 58 Buku Literasi Digital

Selasa, 16 Agustus 2022 13:42 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan mitra jejaringnya meluncurkan 58 buku kolaborasi terkait dengan literasi digital.

“Masyarakat bisa menggunakan buku-buku literasi digital secara masif untuk pendidikan. Buku-buku literasi digital yang telah diluncurkan, bisa diunduh secara bebas dan gratis melalui situs literasidigital.id,” kata Anggota Dewan Pengarah GNLD Siberkreasi Donny Budi Utoyo, seperti keterangan yang diterima RMid, Selasa (16/8).

Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center pada tahun 2021, saat ini Indonesia masih menduduki kategori sedang dalam hal kapasitas literasi digital dengan nilai angka sebesar 3.49 dari 5.00.

Baca juga : Pemerintah Luncurkan Buku Vaksinasi Covid-19, Ini Isinya

Karena itu, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi dan mitra-mitra meluncurkan 58 buku kolaborasi seri Literasi Digital.

Donny menambahkan, toleransi yang ada saat ini adalah hasil dari tingkat literasi yang tinggi serta kebebasan berekspresi. Tingkat toleransi semakin tinggi jika apresiasi dan etika ini ada ketika berpendapat.

"Kebebasan berekspresi ini tidak bisa dipisahkan dengan etika dan toleransi. Mereka ini harus jadi satu. Jika tidak, bisa menimbulkan masalah bahkan bisa berujung ke ranah hukum. Alangkah indahnya jika ada perbedaan pendapat, ya diberikan juga tempat untuk berdiskusi secara baik,” jelasnya.

Baca juga : Kemendikbud Apresiasi Liugong Kembangkan Pendidikan Vokasi Di Indonesia

Perwakilan dari Center for Digital Society (CfDS), Universitas Gadjah Mada, Amelinda Kusumaningtyas, mengatakan buku-buku yang diluncurkan merupakan bentuk dari riset tentang perubahan-perubahan sosial yang disebabkan oleh transformasi digital.

"Buku yang kami buat ada tentang ekonomi digital yang menjelaskan tentang pemanfaatannya seperti apa, implikasi ke pemberdayaan perempuan dan inovasi digital apa yang terbentuk ketika Covid-19 terjadi," ungkapnya.

Sementara buku kedua membahas tentang ketidaksetujuan terhadap doxing. Menurutnya, apapun alasannya, perundungan di dunia maya bukan suatu hal yang bisa dijustifikasi.

Baca juga : Kominfo Ajak Semua Lapisan Masyarakat Paham Literasi Digital

"Dari situlah kami membahas kira-kira langkah apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kepedulian dan mencegah perundungan digital," tambah dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.