Dark/Light Mode

PILM Kabupaten Lamongan

Perpusnas Komit Jaga Kelestarian Budaya

Kamis, 29 September 2022 08:10 WIB
Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Ofy Sofiana (Foto: Dok. Perpusnas)
Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional Ofy Sofiana (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Soto, tahu campur, nasi boran, hingga pecel lele, sudah lama dikenal luas sebagai kuliner khas Kabupaten Lamongan yang telah mendunia. Bahkan, soto Lamongan dan nasi boran telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM.

“Daerah lain tidak bisa mengklaim,” jelas Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, dalam talk show Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), di Lamongan, Selasa (28/9).

Corak budaya masyarakat Lamongan, tambah Efendi, mulai dari adat istiadat, kesenian, bahasa, dan kuliner sarat oleh akulturasi yang dilakukan semasa era Erlangga, Gajah Mada, penyebaran agama Islam oleh Wali Songo, masuknya pedagang Tionghoa, hingga kependudukan kolonial Belanda.

Baca juga : Darmawan Prasodjo, Tokoh Transformasi Digital Kelistrikan Nasional

“Muatan sejarah itu yang hendaknya bisa diketahui dan dipahami dengan baik dari generasi ke generasi masyarakat Lamongan sebagai bagian dari literasi budaya sehingga menjadi identitas lokal yang melekat kuat,” ujar Efendi.

Pemahaman ini harus diberikan sejak dini, dan perpustakaan berkomitmen menjaga kelestarian yang telah dilakukan Lamongan secara turun temurun. Adanya layanan perpustakaan yang inklusif turut membantu terjaminnya akses informasi dan pengetahuan bagi masyarakat.

“Salah satu tujuan dasar dari pembangunan yang berkelanjutan adalah membentuk masyarakat cerdas. Masyarakat cerdas menjadi garansi keunggulan bangsa karena berbasiskan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Dan perpustakaan memainkan peran tersebut di dalamnya,” urai Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Ofy Sofiana.

Baca juga : PLN Batalkan Program Kompor Listrik

Masyarakat cerdas bukan sekadar pandai baca tulis. Tapi mampu menyaring informasi yang beredar yang tepat guna sesuai dengan potensi masyarakat sehingga mampu mendorong terciptanya masyarakat kreatif, inovatif, yang diimplementasikan lewat berbagai usaha produktif yang sederhana, seperti UMKM.

“Banyaknya UMKM yang terlibat Festival Kuliner yang diselenggarakan Pemda Lamongan merupakan manifestasi dari interaksi perpustakaan dengan masyarakat. Bagaimana transformasi perpustakaan membangun potensi wilayah agar bisa mandiri dan sejahtera,” sambung Ofy Sofiana.

Pada kesempatan yang sama, Komisi X DPR Zainuddin Maliki menyatakan, kondisi literasi di Indonesia mesti harus diperbaiki, terutama pada sisi hulu. Dari sisi hulu, peran negara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, termasuk TNI-Polri dibutuhkan dalam membuat kebijakan untuk mengatasi persoalan distribusi dan produksi buku yang belum ideal.

Baca juga : PMI Persiapkan Tanam Jagung Di Lahan 250 Hektar

“Komisi X sebagai salah satu mitra Perpustakaan Nasional terus bekerja keras meningkatkan literasi, termasuk enam literasi dasar dari UNESCO,” tambah Maliki. 

Kegiatan PILM Kabupaten Lamongan juga dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten dan Bunda Literasi Kecamatan.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.