Dark/Light Mode

Kepala BNPT: Hari Santri Momentum Waspadai Intoleransi Dengan Mengamalkan Nilai Pancasila

Kamis, 20 Oktober 2022 22:28 WIB
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. (Foto: Humas BNPT)
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar. (Foto: Humas BNPT)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar mengajak, seluruh santri untuk mewaspadai dan melawan musuh bersama, yang sangat berbahaya bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Hal itu dikatakan Boy, dalam Seminar Nasional Kebangsaan dengan tema Moderasi beragama: Deradikalisme Sebagai Anti Tesis Radikalisme.

Acara itu digelar bekerjasama dengan Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalimantan Barat, untuk memperingati Hari Santri Nasional,bdi Hotel Golden Tulip Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (20/10).

"Musuh kita hari ini berupa virus yang dikembangkan dalam bentuk intoleransi radikal terorisme yang mempengaruhi anak bangsa kita untuk memusuhi bangsanya sendiri," tegas Boy, di depan ratusan para ulama dan santri yang hadir di acara tersebut.

Baca juga : Pengamat: Capres KIB akan Ditentukan Lewat Musyawarah Dengan Kesetaraan

Dalam mewaspadai dan melawan musuh bersama tersebut, Boy mengimbau santri dan seluruh pihak dapat mengamalkan dan menjaga Pancasila sebagai ideologi yang telah mempersatukan Indonesia.

"Jangan ada ragu-ragu lagi. Pancasila adalah ideologi kita. Karena dengan Pancasila hari ini kita bisa bersatu," ujar mantan Kapolda Papua ini.

Soal sejarah perjuangan, Boy menceritakan, pada zaman dahulu, peran santri bersama ulama dan masyarakat sangatlah penting dalam merebut kemerdekaan dari penjajah.

Saat ini tongkat estafet dalam perjuangan mempertahankan NKRI harus terus ada, apalagi dalam melawan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

Baca juga : Soal Capres, PDIP Utamakan Elektabilitas, Integritas Dan Kapabilitas

"Sejatinya pada saat itu, setelah kita memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi agresi Militer oleh tentara asing hingga sampailah pada 22 Oktober yang disebut sebagai fatwa dari tokoh-tokoh ulama untuk resolusi Jihad Fisabilillah melawan tentara asing kolonialisme yang ingin menjajah Indonesia kembali," tegasnya lagi.

Jenderal Polisi bintang tiga ini juga mengharapkan, seminar ini menjadi sarana edukasi kepada seluruh masyarakat luas untuk melakukan langkah-langkah mitigasi, dalam mengatasi penyebarluasan virus intoleransi radikalisme terorisme.

"Ini adalah upaya kita agar semua bersatu padu menyatukan pemahaman kita, mana hal-hal yang baik dan tidak baik terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," terangnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) juga memiliki peran penting dalam menanggulangi intoleransi radikalisme dan terorisme.

Baca juga : Peringati Maulid dan Hari Santri, SDG Yogyakarta Peduli Kesejahteraan Ulama Dan Santri

"Pemda, Provinsi maupun Kabupaten Kota tugas kita adalah menutup ruang isu isu propaganda dari teroris itu. Kebanyakan mengajak untuk bagaimana berseberangan dengan pemerintah. Isu-isu itu lah yang harus kita tangkal," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.