Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bangun Center of Excellence Di Makassar
Menkes Ajak Berobat Di Dalam Negeri Saja
Rabu, 1 Februari 2023 07:50 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan pembangunan fasilitas kesehatan (faskes) penyakit katastropik. Akibat kurangnya faskes, setiap tahun ada 600 ribu orang menghabiskan uang triliunan rupiah untuk berobat ke luar negeri.
Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, saat peletakan batu pertama pengerjaan fisik dan bangunan rumah sakit (RS) Center of Excellence Penyakit Katastropik wilayah timur, di Makassar, Sulawesi Selatan, kemarin.
Menurut Budi, pembangunan RS Unit Pelayanan Teknis (UPT) Vertikal ini disiapkan untuk memberikan layanan spesialistik dan sub-spesialistik terhadap tiga penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Yakni kanker, stroke dan jantung.
Ini pembangunan kedua setelah sebelumnya dibangun RS yang sama di Surabaya, Jawa Timur (Jatim) pada November lalu.
Baca juga : Jamu Mendag Zulhas Di Al Ula, Mendag Saudi: Sejarah Baru Hubungan Dagang 2 Negara
“Rumah Sakit Vertikal Otak, Jantung, Kanker (OJK) ini dibangun bukan hanya untuk Kota Makassar, nantinya jadi pusat pelayanan rumah sakit dengan kualitas paling baik untuk Indonesia timur,” kata Budi.
Pembangunan rumah sakit ini merupakan upaya Kemenkes mewujudkan pilar kedua transformasi kesehatan. Dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Eks Wakil Menteri BUMN ini menjelaskan, antrean layanan operasi untuk penyakit jantung, stroke dan kanker di RS Jantung Harapan Kita sebagai RS Rujukan jantung, Dharmais sebagai RS Rujukan Kanker, RS PON sebagai rujukan nasional stroke bisa mencapai enam sampai 8 bulan.
“Akibatnya, setiap tahun lebih dari 600 ribu masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri, menghabiskan biaya sebesar 6 miliar dolar AS atau Rp 100 triliun,” ungkapnya.
Baca juga : Kemenperin Maksimalkan Penggunaan Produk Dalam Negeri
Fakta lainnya, hingga tahun 2022, baru 55 Kabupaten/Kota dari 514 Kabupaten/Kota di Indonesia yang bisa melakukan tindakan pemasangan ring jantung.
Kondisi ini hanya dapat diatasi dengan pemenuhan rumah sakit dengan layanan berkualitas dan pemenuhan tenaga kesehatan.
Untuk itu, fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana di RS UPT vertikal akan dimaksimalkan sesuai standar internasional.
Tujuannya, agar pasien merasa aman dan nyaman selama berobat. Mereka tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.
Baca juga : Menkes Panggil Anak Bangsa Mengabdi Di Negeri Sendiri
“Cukup berobat di Indonesia saja, khususnya untuk masyarakat Indonesia di wilayah timur,” imbau Budi.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya