Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Butuh Banyak Dokter Spesialis

Menkes Panggil Anak Bangsa Mengabdi Di Negeri Sendiri

Sabtu, 19 November 2022 07:55 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait Indonesia Memanggil Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri, dalam program Adaptasi Pertama Tahun 2022 di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (18/11/2022). (Foto: Dwi Pambubo/RM)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait Indonesia Memanggil Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri, dalam program Adaptasi Pertama Tahun 2022 di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Jakarta, Jumat (18/11/2022). (Foto: Dwi Pambubo/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebutuhan dokter spesialis di dalam negeri masih tinggi. Angkanya jauh dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO). Karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memanggil para dokter Indonesia di luar negeri untuk mengabdi di negeri sendiri.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelas­kan, inisiatif memanggil para anak bangsa yang telah menimba ilmu dan bekerja di luar negeri ini, diawali dari transformasi sistem kesehatan yang sekarang dijalankan. Transformasi kesehatan saat ini juga bagian dari arahan Presiden Jokowi.

“Ketika pandemi terjadi kami menyadari tenaga kesehatan khususnya dokter dan dokter spesialis itu jumlahnya sangat kurang,” beber Budi saat konferensi pers di kantornya di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Beri Kesempatan Mahasiswa HI Magang Di KBRI Nairobi

Dia menerangkan, jika mengi­kuti standar dari WHO, paling tidak ada 1 dokter per 1.000 jumlah penduduk di negara berkembang. Sedangkan di negara-negara maju, perbandingannya 3 dokter per 1.000 penduduk.

“Saya hitung kita itu sekarang membutuhkan 270 ribu dokter,” tegas mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini.

Kenyataannya, lanjut Budi, mereka yang sudah punya Surat Tanda Registrasi (STR) untuk praktek sekarang sekitar 120 ribu dokter.

Baca juga : Ke Semifinal, Ganda Putri Mengandalkan Jesita/Febi

Sebab itu, negeri ini masih kurang sekitar 50 ribu dokter. Itu jika mengikuti standar. Tapi ke­butuhan bisa saja di atas standar tersebut, terutama saat kondisi sedang pandemi.

Belum lagi dokter spesialis. Setiap rumah sakit Pemerintah minimal punya 9 dokter spe­sialis.

“Kita pernah hitung juga kurangnya 3.000 lebih. Bisa dibayangkan, Indonesia sudah 77 tahun merdeka sudah punya aturan bahwa setiap rumah sakit Pemerintah harus ada 9 dokter spesialis, tapi kekurangannya sekarang 3 ribuan dokter spesia­lis,” sesal Budi.

Baca juga : John Riady: Keberadaan Dokter Spesialis Masih Terpusat Di Kota Besar

Untuk memenuhi kebutu­han dokter di dalam negeri, Pemerintah masih kebingungan. Apalagi jika mengandalkan lulu­san dalam negeri saja. Dari ka­pasitas produksi dokter spesialis di perguruan tinggi, jumlahnya masih terbatas.

“Kita juga tidak banyak punya. Ada 92 fakultas kedokteran tapi yang bisa memproduksi dokter spesialis itu cuma 20,” ucap­nya.

Meski ada 20 fakultas, tidak semuanya juga mampu me­menuhi kebutuhan dokter spe­sialis di dalam negeri.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.