Dark/Light Mode

Gerakan Merdeka Belajar Menginspirasi Negara Di ASEAN

Jumat, 4 Agustus 2023 22:55 WIB
Foto: Kemendikbudristek
Foto: Kemendikbudristek

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam empat tahun terakhir, Merdeka Belajar terus menjadi acuan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan.

Tantangan di masa pandemi yang berdampak pada sistem pendidikan global, mendorong pemerintah Indonesia untuk semakin mengakselerasi upaya membangun sumber daya manusia yang unggul.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berfokus untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang semakin relevan dengan kemajuan zaman melalui kebijakan yang mendukung empat aspek prioritas.

“Pandemi semakin menegaskan kebutuhan untuk memperkuat kolaborasi dan memperbarui komitmen dalam upaya menata ulang dan membangun kembali sistem pendidikan,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti.

Hal ini disampaikannya dalam Second Regional Meeting on Roadmap on Declaration on Digital Transformation of Education Systems in ASEAN, di Surabaya.

Mengawali paparannya, Suharti menerangkan, Indonesia terus mendorong transformasi sistem pendidikan melalui gerakan Merdeka Belajar dengan fokus utama untuk mengatasi krisis pembelajaran.

"Sejak 2019, Indonesia memasuki paradigma baru di mana teknologi berperan sebagai penggerak transformasi dalam sistem pendidikan," terang Suharti.

Lebih lanjut, Suharti menegaskan, gerakan Merdeka Belajar bertujuan mendorong sistem pendidikan yang menciptakan pembelajar sepanjang hayat yang kompeten dan mencerminkan profil Pelajar Pancasila.

Gerakan Merdeka Belajar menghadirkan pengalaman proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk bereksplorasi.

Baca juga : Belantara Dan APP Sinar Mas Ajak Pelajar Jepang Tanam Pohon Di Riau

Sementara para guru dilatih agar lebih berdaya guna bergerak bersama kepala sekolah untuk menciptakan kurikulum terbaik sesuai karakteristik sekolah dan kebutuhan siswa.

Suharti menjelaskan, gerakan Merdeka Belajar, mempromosikan kebijakan transformasional yang mendukung empat aspek prioritas.

Adapun keempat prioritas tersebut meliputi komitmen pada pembelajaran dasar.

Lalu, dukungan terhadap keterampilan mengajar, dan menargetkan kelompok tertentu.

Serta, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan dan mempercepat kemajuan.

Di antara empat aspek tersebut, Kemendikbudristek memulai dengan menetapkan penilaian nasional sebagai wujud pelaksanaan prioritas pertama.

"Dengan desain asesmen yang komprehensif dan tes berbasis komputer, Asesmen Nasional dirancang menangkap kemampuan siswa dengan lebih baik,” tuturnya.

Melalui Asesmen Nasional, Kemendikbudristek mendorong pembelajaran yang berfokus pada penguasaan ilmu, bukan pada ujian.

Instrumen penilaian dalam Asesmen Nasional mencakup kemampuan kognitif, input, proses yang terlibat dalam pembelajaran.

Baca juga : Dubes Suryo Pratomo Gelar Pameran Anggrek Bareng 4 Negara ASEAN

Seperti, kualitas pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, persepsi guru, risiko kekerasan, perundungan, dan intoleransi.

Bersamaan dengan reformasi penilaian, Kemendikbudristek juga mengubah kurikulum yang lebih berfokus pada kedalaman daripada keluasan ilmu.

"Dengan begitu, lebih sedikit topik yang dibahas tetapi lebih banyak keterlibatan yang bermakna di kelas,” ungkapnya.

Prioritas kedua adalah mendukung keterampilan mengajar dengan mengubah pendidikan guru prajabatan dari yang berorientasi pada teori menjadi praktik.

Selain itu, selama pendidikan para guru juga mendapatkan praktik pelatihan dan pengalaman mengajar secara nyata.

Kemendikbudristek juga mendukung para guru untuk membentuk komunitas belajar guna memastikan adanya dukungan dari rekan sejawat yang mendorong lahirnya berbagai ide kreatif pembelajaran.

Selanjutnya, prioritas ketiga adalah serangkaian intervensi untuk menunjang kebutuhan sekolah, guru, dan siswa.

Rangkaian intervensi tersebut meliputi pemberian bimbingan belajar tambahan dengan mengirimkan mahasiswa yang memiliki minat untuk mengajar melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

“Kebijakan ini menawarkan solusi yang saling menguntungkan bagi mahasiswa dan sekolah yang membutuhkan tenaga pendidik. Di sisi lain, mahasiswa mendapat kredit akademis penuh atas keterlibatannya,” urai Suharti.

Baca juga : Le Minerale Terpilih Jadi Air Mineral Resmi Acara Hari Anak Nasional

Terkait kebijakan pemberian hibah, Kemendikbudristek menyediakan lebih banyak dana bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil agar dapat memenuhi kebutuhan logistik dan pengadaan alat pembelajaran dengan lebih baik.

Prioritas keempat dalam gerakan Merdeka Belajar adalah pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan dan mempercepat kemajuan pembelajaran.

Sebagai langkah awal, Kemendikbudristek memastikan transformasi digital yang bermanfaat dan berkelanjutan di bidang pendidikan dengan menjaring, mengintegrasikan, dan memanfaatkan data yang sudah dikumpulkan.

Lalu, para pemangku kepentingan daerah seperti sekolah dan unit pelaksana teknis (UPT) mengumpulkan dan memvalidasi data sebelum digunakan lebih lanjut sebagai dasar untuk menciptakan dan mengembangkan platform digital.

Beberapa platform yang telah diluncurkan Kemendikbudristek untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran antara lain, Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Belajar.id dan platform Kampus Merdeka.

Sementara itu, tiga platform yang terkait dengan manajemen sumber daya sekolah adalah Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS), Sistem Informasi Pengadaan di Sekolah (SIPLah), serta TanyaBOS.

"Transformasi digital melalui gerakan Merdeka Belajar dapat memperkuat ekosistem pendidikan di Indonesia dan menginspirasi negara-negara anggota ASEAN," terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.