Dark/Light Mode

Diagnosis Virus PMK

Kementan Gandeng FAO Dan Pirbright Institute UK Tingkatkan Kompetensi SDM

Minggu, 11 Februari 2024 18:20 WIB
Workshop Diagnosis Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan melibatkan narasumber dari Pirbright Institute United Kingdom selama empat hari di Pusvetma, Surabaya, Jawa Timur, (5-8/2/2024). Foto: Istimewa
Workshop Diagnosis Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan melibatkan narasumber dari Pirbright Institute United Kingdom selama empat hari di Pusvetma, Surabaya, Jawa Timur, (5-8/2/2024). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Besar Veteriner Farma (BBVF) Pusvetma menggelar Workshop Diagnosis Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan melibatkan narasumber dari Pirbright Institute United Kingdom selama empat hari di Pusvetma, Surabaya, Jawa Timur, 5-8/2/2024).

Workshop diselenggarakan atas kerjasama dengan FAO ECTAD Indonesia dan World Reference Laboratory for Foot and Mouth Disease (WRLFMD) The Pirbright Institute dalam rangka peningkatan kemampuan teknis laboratorium, harmonisasi pengujian diagnostik dan mendukung peran BBVF Pusvetma sebagai Laboratorium Rujukan Nasional PMK.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi mengapresiasi pelaksanaan workshop tersebut dan mengharapkan para staf teknis laboratorium kesehatan hewan dapat melakukan pengujian diagnostik virus PMK (FMDV), baik serologis maupun molekuler.

Baca juga : Pertamina Patra Niaga Sukses Tingkatkan Kesejahteraan Warga Disabilitas

Serta dapat membentuk tim ahli laboratorium Indonesia sebagai Training of Trainer (ToT) diagnostik FMDV Pengujian laboratorium.

"Semoga dengan kecakapan tenaga kesehatan hewan dalam mendiagnosa virus PMK dengan hasil yang tepat dan akurat dapat membantu pemerintah untuk mendapatkan langkah strategis yang dapat diambil untuk mempercepat pemberantasan PMK di wilayah tertular, sehingga menambah daftar wilayah bebas menuju Indonesia bebas PMK," harap Wamentan Harvick.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner Farma Pusvetma, Edy Budi Susila menyampaikan pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM untuk melaksanakan uji terkait PMK baik itu uji PCR, uji ELISA maupun uji sequensing.

Baca juga : Jaga Perdamaian di Tahun 2024 dengan Tingkatkan Literasi Informasi

"Sehingga harapan Indonesia kembali bebas PMK sesuai roadmap pembebasan PMK di Indonesia yaitu tahun 2035 dapat terwujud," kata Edy dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/2/2024).

Edy mengungkapkan Pusvetma Kementan sebagai laboratorium referensi PMK, pada tahun 2023 telah melaksanakan pengujian sebanyak 10.854 sampel, baik sampel dari hewan (serum/plasma/swab) atau produk olahan asal hewan (sosis, susu, nuget, es krim, dll).

Selain itu, telah melaksanakan surveilan pada wilayah bebas dan profiling pada wilayah tertular yang dilaksanakan vaksinasi.

Baca juga : BPJS Ketenagakerjaan Pluit Tingkatkan Kinerja Agen Perisai

Untuk pengujian diagnostik PMK, tambahnya, Pusvetma memiliki fasilitas uji BSL2 yang telah digunakan untuk menguji virus PMK sejak program pembebasan PMK tahun 80-an dan kemudian menjadi negara bebas PMK selama hampir 30 tahun dan sampai kini Indonesia tertular kembali.

"Pengujian PMK di Pusvetma telah terakreditasi 17025:2017, dan telah diterapkan SOP yang masuk ke dalam lingkungan laboratorium uji," pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.