Dark/Light Mode

Kemenkominfo Dorong Edukasi Literasi Digital dalam Lingkup Keluarga

Senin, 18 Maret 2024 11:56 WIB
Kemenkominfo menggelar Kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital di Kota Palu, Sulawesi Tengah merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital. (Foto: Dok. Kemenkominfo)
Kemenkominfo menggelar Kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital di Kota Palu, Sulawesi Tengah merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital. (Foto: Dok. Kemenkominfo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebaran literasi digital perlu melibatkan masyarakat khususnya dalam lingkup keluarga untuk menciptakan ekosistem digital nasional yang baik.

Hal ini mendorong Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Palu Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Gali Ilmu Literasi Digital.

Gelaran ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya edukasi literasi digital. Kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital di Kota Palu, Sulawesi Tengah” merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Kegiatan ini dihadiri sekitar 100 peserta yang terdiri kalangan masyarakat umum dan komunitas di Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat terutama di era gempuran konten-konten yang biasanya masuk di hp kita melalui internet yang mestinya kita harus bisa memfilter konten-konten yang tidak baik bagi kita,” jelas Camat Palu Selatan, Goenawan, saat di Aula Kantor Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Jumat (15/3/2024).

Baca juga : Inul Borong Baju Ratusan Juta, Dibagikan ke Karyawan

Ada etika-etika yang harus dipelajari terkait bagaimana bermedia sosial dan membuat konten yang baik, lanjut Goenawan, yang menjadi pionir di masyarakat dalam menyalurkan informasi-informasi sehingga tidak terjebak dalam konten-konten negatif.

“Kita bisa diskusi dan bertanya sehingga sepulang dari kegiatan ini bisa menyampaikan kepada keluarga kita, tetangga kita, saudara-saudara kita,” ucap Goenawan dalam keterangannya, Senin (18/3/2024).

Sementara itu, Dosen Universitas Negeri Makassar sekaligus pegiat literasi digital komunitas Tular Nalar, Dedy Aswan menjelaskan mengenai hoaks dan cara menjaga data pribadi.

“Hoaks adalah Informasi yang tidak benar tapi dibuat seolah-olah benar, ada tiga jenis hoaks yang pertama Misinformasi yaitu berita yang salah tetapi karena kita meyakini itu benar maka kita ikut menyebarkannya, " ujar Dedy.

Sementara Mal Informasi yaitu Informasinya benar tapi memuat opini negatif, dan Disinformasi yaitu informasi yang salah dan didengan sadar ikut menyebarkannya.

Baca juga : Terapkan Prinsip ESG, Generali Gelar Edukasi Finansial dan Kelas Parenting

Menurut Dedy, ada beberapa cara agar hoaks dapat bekerja dibedakan menurut tujuan hoaks itu dibuat.

"Ada beberapa cara hoaks bekerja, ada kacau isi dimana judulnya tidak sama dengan isinya beritanya, lalu ada kacau diri yaitu isi beritanya menyerang sosok tertentu, dan kacau emosi dimana muatan beritanya sangat memantik emosi pembaca,” ujarnya.

Selain materi mengenai hoaks, Dedy juga memberikan tips bagaimana menjaga data pribadi sehingga peserta kegiatan dapat dengan aman dalam menggunakan teknologi informasi.

“Ada beberapa tips untuk menjaga data prbadi, jangan overshare atau terlalu membagi data pribadi, hidupkan pengaturan privasi di sosial media masing-masing dan setting ke mode private, jangan lupa logout akun kita ketika menggunakan komputer publik seperti di kantor atau warnet, dan jangan kita memasukkan data pribadi di web yang tidak jelas,” jelasnya.

Jawara Internet Sehat dan Mentor Inkubator Bisnis Maleo Techno Center, Andi Rizki Hardiansyah dalam kesempatan yang sama turut memberikan materi mengenai tools apa yang dapat digunakan untuk mendampingi anak di dunia digital.

Baca juga : Denmark Dorong Kolaborasi Tanggulangi Obesitas Pada Anak Indonesia

“Pertama aktifkan Google safe search-nya, agar ketika anak melakukan pencarian di Google yang muncul hanya hal-hal yang relevan, kedua aktifkan mode terbatas di Youtube," ujar Andi.

Andi menjelaskan tools yang ada di internet dalam pendampingan anak hanya berfungsi membantu orang tua dan bukan menggantikan peran orang tua dalam mendampingi anak dalam beraktivitas di dunia digital.

“Pada akhirnya aplikasi-aplikasi tersebut hanya membantu pendampingan anak di dunia digital, tetapi tidak bisa menggantikan peran orang tua dalam mendampingi anak di dunia digital.” pungkas Andi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.