Dark/Light Mode

Denmark Dorong Kolaborasi Tanggulangi Obesitas Pada Anak Indonesia

Rabu, 6 Maret 2024 14:21 WIB
Acara diskusi menanggulangi obesitas pada anak, di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto Novo Nordisk
Acara diskusi menanggulangi obesitas pada anak, di Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto Novo Nordisk

RM.id  Rakyat Merdeka - Perusahaan kesehatan global Denmark, Novo Nordisk, bekerja sama dengan UNICEF (United Nations Children's Fund) dan Pemerintah dalam menanggulangi masalah obesitas khususnya pada anak-anak di Indonesia. Tingginya prevalensi obesitas anak di Tanah Air telah menjadi sorotan yang memerlukan tindakan segera.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan, Indonesia saat ini menghadapi tiga beban malnutrisi (TBM), dengan peningkatan dramatis kasus kelebihan berat badan dan obesitas di masyarakat, termasuk di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah.

Menurut Riskesdas, 1 dari 5 anak usia sekolah (20 persen, atau 7,6 juta) dan 1 dari 7 remaja (14,8 persen, atau 3,3 juta) di Indonesia hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas. Dengan kondisi ini yang semakin serius, inisiatif untuk memulai perubahan gaya hidup sehat harus dimulai dari tingkat keluarga. 

Kemitraan strategis antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mendorong perubahan kebijakan yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah obesitas anak. Menurut Vice President dan General Manager Novo Nordisk Indonesia, Sreerekha Srinivasan, perusahaan telah berkomitmen untuk mendorong perubahan dalam penanganan obesitas. 

"Kami telah bekerja selama bertahun-tahun untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi tentang pencegahan obesitas anak. Melalui inisiatif dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, ahli, UNICEF, dan masyarakat, kami berharap dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak Indonesia," terangnya dalam diskusi Addressing Childhood Obesity in Indonesia through Collaborative Intiatives, di Hotel JW. Marriott, Kuningan,                                Jakarta, Selasa (5/3/2024). 

Baca juga : Di Mandiri Investment Forum, Prabowo Rayu Investor Tanamkan Modal di Indonesia

Duta Besar Denmark untuk Indonesia Sten Frimodt Nielsen menyatakan dukungannya terhadap upaya kolaboratif ini. 

"Obesitas anak merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan kerja sama lintas sektor, tidak hanya dari pemerintah tetapi juga dari sektor swasta," kata Nielsen 

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono mengatakan, seiring dengan persiapan menuju Indonesia Emas 2045, harus dipersiapkan anak-anak yang bebas dari obesitas. 

"Dengan kerja sama strategis dari semua pemangku kepentingan, kami percaya hal ini akan membantu memperkuat upaya penyebaran informasi mengenai faktor risiko obesitas pada

anak dan cara pencegahannya," imbuhnya. 

Baca juga : Sekayu Dinobatkan Jadi Kota Terbersih Di Indonesia

Ia mengingatkan, obesitas pada anak berpotensi menyebabkan resistensi insulin dan berdampak pada penyakit diabetes dan gangguan kardiovaskular. 

Kementerian Kesehatan telah mengambil langkah dengan mendorong penerapan cukai pada makanan dan minuman yang mengandung pemanis. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi konsumsi gula dan membantu mencegah obesitas serta penyakit terkait lainnya.

Waspada Leher Kehitaman Pada Anak

Direktur Eksekutif di International Pediatric Association, Prof Aman Bhakti Pulungan menjelaskan, ketika anak itu sudah bertahun-tahun mengalami obesitas maka akan timbul warna

kehitaman pada leher anak. Ini merupakan tanda acanthosis nigricans (AN), suatu kelainan kulit yang umum terjadi pada anak gemuk. 

"Waspada, karena anak dengan AN memiliki kemungkinan lebih besar daripada anak yang tidak menderita kelainan yang sama untuk mengalami gangguan insulin," ingatnya.

Baca juga : Marion Jola Malu Inget Nangis Minta Balikan

Menurut Prof Aman, data menunjukkan bahwa sekitar 15-16 persen anak yang masih menjadi siswa SD di Jakarta mengalami resistensi insulin, sementara 34 persen anak SD di Jakarta telah mengalami hipertensi. Dengan kondisi ini, risiko penyakit diabetes dan penyakit lainnya pada anak-anak ini hampir pasti meningkat.

Untuk penanganan anak yang telah mengalami obesitas, disarankan untuk menghindari makanan yang diproses, mengonsumsi lima kali buah dan sayur perhari, tidak duduk lebih dari dua jam sehari, berolahraga selama satu jam setiap hari, dan mengurangi konsumsi gula atau gula tambahan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.