Dark/Light Mode

Pentingnya Pembangunan Berbasis Perempuan

BKKBN Perkuat Kemitraan Program Bangga Kencana Dan Stunting

Rabu, 15 Mei 2024 11:47 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo/Ist
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menekankan pentingnya data yang presisi, penguatan kemitraan, penurunan angka kematian ibu dan bayi, usia ideal hamil dan melahirkan. Dia juga menegaskan pentingnya pembangunan berbasis perempuan pada masa bonus demografi untuk menghadapi 'ageing population' tahun 2035.

“Hari ini jajaran TNI sudah punya pilot project untuk membuat dapur-dapur umum, juga untuk melayani stunting. Saya kira ini strategi luar biasa. Saya melihat rekan-rekan Babinsa banyak yang membantu mengantar makanan dari rumah ke rumah,” ujar Hasto saat memberikan sambutan pada  Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (14/5/2024).

Hasto juga menjelaskan angka stunting masih menunggu hasil dari sistem elektonik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Pasalnya, masih terjadi perbedaan yang signifikan dengan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI).

“Hasil survei itu hanya turun 0,1. Tetapi laporan dari para Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang didukung laporan oleh para Dandim, Kapolres dan jajarannya itu, mendapatkan hasil dari Posyandu dan angkanya cukup rendah. Bahkan ada yang di bawah 10," ungkapnya.

Diketahui, e-PPGBM adalah catatan berbasis masyarakat dan akan direview pada Mei dan Juni 2024, diukur ulang tinggi dan berat badan bayi. Jadi, pada akhir Juni nanti hasilnya bisa dipaparkan kembali dan bisa diketahui angka-angkanya.

Menurut Hasto, zero angka kematian ibu dan bayi harus diwujudkan. Saat ini, di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) tercatat 189 per 100 ribu kelahiran. NTT, Papua dan Maluku merupakan provinsi dengan AKI yang masih tinggi. 

“Cita-citanya harus sama dengan para suami, menyamakan visi jangan sampai ada yang meninggal (saat melahirkan),” imbuhnya.

Baca juga : Pertimbangkan Deklarasi Resmi, Partai Buruh Dukung Program Prabowo-Gibran

Menurutnya, kematian bayi relatif lebih sukses dan ini sangat dipengaruhi oleh jarak anak, jumlah anak, usia hamil yang tidak terlalu tua dan terlalu muda.

Pembangunan Berbasis Perempuan

Selain itu, Hasto juga menjelaskan struktur penduduk Indonesia yang cantik. Penduduk yang bekerja jauh lebih melimpah daripada yang tidak bekerja (yang masih di bawah 15 tahun dan yang sudah di atas 65 tahun).

Dependency ratio antara yang bekerja dengan yang bekerja di tahun 2020 bisa mencapai angka 44,33, yang berarti setiap 100 orang bekerja hanya memberi makan  44 orang. 

Hasto mengingatkan, beban pembangunan akan ada pada ageing population. Dan  populasi yang mengisi ageing population ini adalah orang-orang tua yang tidak produktif.

Rata-rata pendidikannya 9 tahun di tahun 2035, ekonomi  menengah ke bawah. Populasi perempuan lebih banyak dari laki-laki karena usia harapan hidup perempuan lebih lama dari laki-laki.

"Ini fenomena, sehingga kemiskinan ekstrem berdasarkan pengalaman saya selalu diwarnai oleh janda-janda tua dan fakir miskin. Ini yang menjadi perhatian kita karena pendidikan rendah dan ekonominya juga rendah," ujar Hasto.

Baca juga : AdaKami Ungkap Pentingnya Kemampuan Membuat Keputusan Finansial Yang Bijak

Ke depan, katanya, kemiskinan ekstrem terdiri dari keluarga yang unmofiable - sulit diubah. Maka, memberdayakan perempuan menjadi hal yang penting. 

Menurutnya, memberdayakan perempuan punya visi ke depan, sehingga ketika ageing population terjadi, semua perempuan yang populasinya lebih banyak  masih produktif dan tidak menjadi beban. 

“Inilah makna dari mengarusutamakan gender. Oleh karena itu, pembangunan berbasis perempuan juga sangat bermakna bagi kita,” tutupnya.

Peran Babinsa Dan Babinkamtibmas

Wakil Aster Kasad Brigadir Jenderal TNI Terry Tresna Purnama, yang ditemui setelah acara pembukaan selesai menyatakan,  TNI AD sangat mendukung kegiatan BKKBN. Mereka membantu pelaksanaan di lapangan.

"Ini hal yang sangat bagus. Dalam kegiatan stunting kita membantu masyarakat dan masyarakat sangat antusias dan mendukung kegiatan ini,” jelas Terry.

Dia menuturkan, para anggota TNI bahkan banyak yang menjadi motivator vasektomi di lapangan. 

Baca juga : Bamsoet Dorong Penyempurnaan UU Pemilu

“Anggota kami banyak yang sudah berhasil sebagai motivator. Di Sulawesi Barat sudah sampai 108 orang Babinsa yang diajak untuk vasektomi. Luar biasa, bapak-bapaknya sudah mau ber KB,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Kapusdokkes Polri Irjen Asep Hendradiana mengatakan, Polri selalu berkolaborasi dengan BKKBN dan TNI untuk mendukung percepatan penurunan stunting.

“Pusdokkes (memiliki) hampir 58 rumah sakit dan hampir 16 faskes primer dan juga kita memiliki Bhabinkamtibmas yang senantiasa selama ini berkolaborasi dengan Babinsa di kewilayahan.  Kami siap mendukung dan mensukseskan penurunan stunting yang menjadi program pemerintah melalui BKKBN,” ujarnya.

Dia mengatakan, Polri  ikut membangun kesadaran masyarakat. 

“Di kalangan anggota kita di kewilayahan, Babinkantibnas, Babinsa,  membangun keluarganya menjadi contoh bagi masyarakat. Jadi, masyarakat peduli terkait stunting, bahwa  1.000 Hari Pertama Kegiduoan (HPK)  penting. Bukan hanya setelah anaknya besar,” jelasnya.

Pada acara Rakornis Kemitraan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting BKKBN juga dilakukan Kick Off Bakti TNI Manunggal Bangga Kencana-Kesehatan oleh Kepala BKKBN, Penandatangan MoU, Pengukuhan Perkadis Nasional, dan Penyerahan Apresiasi Mitra Kerja, Paparan materi Rakornis, Sidang Rencana Aksi Mitra, dan Pembacaan Rencana Aksi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.