Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BKSDA Ajak Milenial Rawat Satwa dan Ekosistem Mangrove

Minggu, 24 November 2019 09:37 WIB
Kepala Balai KSDA Jakarta, Ahmad Munawir (kaos putih) bersama komunitas pecinta satwa menggelar acara Ngoncer di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (23/11) siang. (Foto:hms-lhk)
Kepala Balai KSDA Jakarta, Ahmad Munawir (kaos putih) bersama komunitas pecinta satwa menggelar acara Ngoncer di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (23/11) siang. (Foto:hms-lhk)

RM.id  Rakyat Merdeka - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menggelar acara Ngobrol Santai Konservasi (Ngonser) dengan tema “Peran Generasi Muda dalam Pelestarian Satwa di Ekosistem Mangrove  Indonesia” di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (23/11) siang. 

Kegiatan Ngonser ini dilaksanakan dalam rangka memeriahkan kegiatan Pameran Keanekaragaman Hayati Nusantara Expo 2019, yang digelar sejak 8 November sampai 8 Desember 2019. 

Dalam sambutannya, Kepala Balai KSDA Jakarta, Ahmad Munawir mengapresiasi kegiatan Ngonser alam ini. Banyak manfaat yang bisa diberikan ke masyarakat dalam menjaga ekosistem mangrove di Indonesia.

Adapun tujuan Ngonser ini, yaitu memberikan informasi tentang ekosistem mangrove dan satwa liar, pentingnya pengelolaan terpadu ekosistem mangrove, mempromosikan pengelolaan yang efektif dan implementasi strategi mitigasi dan adaptasi untuk mengatasi perubahan iklim, meningkatkan kesadaran, partisipasi, dan pengetahuan generasi muda dalam upaya pelestarian satwa liar dan ekosistem mangrove dan membagikan pengalaman tentang kelestarian satwa dan pendokumentasian.

Baca juga : Pertiwi Indonesia Ajak Masyarakat Ciptakan Ekosistem Kebaikan

“Kegiatan ngonser ini diikuti kurang lebih 100 orang yang berasal dari komunitas pecinta satwa (Komunitas Dekat Bareng Reptile, Aspera, Musang Lovers Indonesia, Olix, KPRJ, Awan Free Fly, Sugar Glider Lover), dan Penegak pramuka yang ada di wilayah DKI Jakarta. Peran generasi muda dalam pelestarian satwa di ekosistem mangrove harus terus ditingkatkan,” kata Munawir dalam keterang tertulisnya kepada RMco.id, Minggu (24/11).

Munarwin juga memberikan informasi tentang keberadaan satwa, khususnya yang berada di kawasan konservasi. Yaitu, Suaka Margasatwa (SM) Muara Angke, Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Cagar Alam (CA) Pulau Bokor, dan Suaka Margasatwa (SM) Pulau Rambut. 

Di sana, kata dia terdapat sekitar 350,80 ha mangrove di Jakarta, yang terdiri dari 16 jenis mangrove sejati.Jenis-jenis mangrove sejati tersebut, antara lain Avicenia alba, Bruguiera eriopetala, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata, Sonneratia acida/S alba, Xylocarpus granatum, dan jenis lainnya
 
“Hasil identifikasi tim BKSDA Jakarta, terdapat keragaman satwa, mulai dari kelompok reptile, mamalia, burung, dan ikan. Dari reptile, ada buaya muara, kura-kura ambon, biawak, ular welang, ular pucuk, dan lain-lain. Sedangkan di kawasan SM Pulau Rambut yang juga terdapat ekosistem mangrove yang dikenal sebagai “surge burung”,” jelasnya. 

Lalu, untuk spesies burung yang hidup di ekosistem mangrove antara lain Cangak abu, Kuntul kerbau, Kowak Malam Kelabu, Bangau Bluwok, Cikalang kecil, Elang laut perut putih, dan lain-lain. 

Baca juga : Manjakan Nasabah Milenial, Bank DKI hadirkan JakOne Mobile

“Sementara dari mamalia, ada monyet ekor panjang dan kalong. Dari kelompok ikan antara lain kan sapu-sapu, dan gabus,” tambahnya

Dalam kesempatan itu, Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (Mera) YKAN, Imran Amin menjelaskan, Mera merupakan sebuah platform kemitraan yang bekerja sinergis untuk menyelamatkan dan melestarikan hutan mangrove. 

“Program kerja Mera berlandaskan kajian ilmiah yang kuat sebagai acuan untuk membuat rencana desain restorasi hutan mangrove. Hal ini penting untuk mendukung kembalinya fungsi hutan mangrove sebagai sebuah ekosistem, bukan sekadar kumpulan pohon-pohon mangrove,” terangnya.

Di sisi lain, pegiat pelestarian lingkungan, Riza Marlon menceritakan pengalamannya tentang pelestarian satwa di beberapa daerah di Indonesia, serta membagikan pengalamannya tentang pentingnya mendokumentasikan satwa dan lingkungan. 

Baca juga : Bank DKI Manjakan Kaum Milenial Pengguna JakOne Mobile

“Generasi muda harus lebih peduli tentang pelestarian lingkungan, termasuk satwa. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui pendokumentasian yang baik. Jika kita mempunyai dokumentasi yang baik, maka hal tersebut bisa dijadikan sebagai media pembelajaran hingga di masa mendatang,” ajak Riza.

Diharapkan dengan kegiatan ngonser ini, peserta dan generasi milenial dapat memahami tentang pentingnya menjaga keberadaan satwa yang dilindungi serta ekosistem alami yang menjadi habitat bagi satwa tersebut. [FIK]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.