Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pertengahan Tahun Ini, Pembangkit Combined Cycle Pertama Hadir di Indonesia

Selasa, 18 Februari 2020 17:08 WIB
Foto: Humas ESDM
Foto: Humas ESDM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sistem kelistrikan Nusa Tenggara Barat (NTB) dipastikan akan semakin kuat, menyusul rampungnya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Uap (PLTMGU) Lombok Peaker kapasitas 136 Mega Watt (MW) pada pertengahan tahun 2020. 

Pembangkit ini diproyeksikan menjadi pembangkit yang paling ramah lingkungan, dan efisien dalam pengoperasiannya.

Terkait hal ini, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Agung Pribadi menjelaskan, proses pembangunan PLTMGU sudah dalam tahap akhir. "Kalau tidak ada kendala, pertengahan tahun 2020 segera beroperasi penuh," kata Agung di Jakarta, Selasa (18/2).

Pembangkit yang berlokasi di Tanjung Karang, Mataram adalah pembangkit Combined Cycle pertama di Indonesia yang menggunakan gas engine untuk proses pembakarannya. "Proses pembakaran PLTMGU Lombok Peaker berbeda dengan yang lain. Pembangkit ini menggunakan gas engine, bukan menggunakan gas turbine," ungkap Agung.

Baca juga : Latihan Hari Ketiga, 2 Pemain Anyar Ikut Gabung Timnas Indonesia

PLTMGU Peaker diharapkan dapat menghasilkan listrik secara cepat saat beban puncak. Apalagi, waktu yang dibutuhkan untuk membangkitkan beban maksimum relatif cepat dan menggunakan sistem komputerisasi. "Kurang lebih sekitar 5 menit," jelasnya.

Sementara itu, Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Yuyun Mimbar Saputra menjelaskan proses kerja PLTMGU Lombok Peaker secara lebih detail. "Jadi, PLTU di sini tidak menggunakan batubara, namun memanfaatkan uap panas hasil dari gas engine," jelas Yuyun.

Proses kerja pembangkit ini, mirip  mesin yang digunakan pada sepeda motor atau mobil, yaitu jenis mesin pembakaran dalam (spark ignition combustion). Hanya saja, gas engine tidak memerlukan proses pengabutan, karena bahan bakar yang digunakan sudah berbentuk gas.

Selanjutnya, energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di gas engine (PLTMG) digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida kerja pada turbin (PLTU), dengan cara memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Generator). Uap jenuh kering dari hasil HRSG inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling baling) yang selanjutnya menggerakkan turbin, generator dan akhirnya menjadi energi listrik.

Baca juga : Penanganan Wabah Virus Corona, WHO Puji Indonesia

"Kolaborasi dari 2 sistem proses pembakaran PLTMG dan PLTU ini yang menghasilkan siklus gabungan yang dikenal dengan istilah "Combined Cycle" agar lebih efisien," ungkap Yuyun.

Di samping itu, PLTMGU Lombok Peaker juga merupakan pembangkit yang ramah lingkungan. Gas buang sisa pembakaran yang keluar dari cerobong, dipantau khusus secara online dengan menggunakan peralatan CEMS (Continuous Emission Monitoring System). Dengan sistem ini, maka emisi gas buang seperti SO2, NO2, total partikulat dan kepekatan dapat dipantau secara berkelanjutan. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa emisi yang dihasilkan masih dalam ambang batas standar yang telah ditetapkan.

Sistem pertukaran panas atau yang lebih dikenal dengan heat exchanger pada PLTMG Lombok Peaker ini pun juga menggunakan media air laut yang diolah terlebih dahulu dan bersirkulasi dalam siklus tertutup.

"Jadi, secara otomatis tidak ada kebisingan yang ditimbulkan oleh radiator yang berfungsi sebagai sistem pendingin dari PLTMG tersebut," tambah Yuyun.

Baca juga : Ini Pesan Valentine PM Lee Untuk Paramedis di Singapura

PLTMGU Lombok Peaker sendiri terdiri dari 13 unit pembangkit gas engine yang terbagi menjadi 2 blok. Masing masing unit memiliki kapasitas 9.76 MW. Sehingga, total daya yang dihasilkan sebesar 126.88 MW. Selanjutnya, 10 MW diperoleh dari pemanfaatan uap panas yang diolah oleh sistem PLTU.

"Jadi, PLTU di sini tidak menggunakan batubara, namun memanfaatkan uap panas hasil dari gas engine," tutur General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara, Yuyun Mimbar Saputra.

Pemerintah berharap, PLTMGU Lombok Peaker ini diharapkan juga bisa mendukung tumbuhnya pariwisata seperti Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.