Dark/Light Mode

Kemendes Siapkan 1,8 Juta Ha Untuk Ketahanan Pangan

Jumat, 15 Mei 2020 14:33 WIB
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar (tengah)
Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar (tengah)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menyiapkan 1,8 juta hektare lahan transmigrasi untuk membantu ketahanan pangan pasca pandemi.

Lahan pertanian tersebut, akan intensifikasi untuk mempercepat dan meningkatkan hasil panen padi.

Hal tersebut dikatakan,  Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar pada konferensi pers secara virtual di Kantor Kemendes PDTT, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (14/05).

“Kami menyediakan lahan yang bisa digunakan ada 1,8 juta hektare lahan pertanian di 3,2 juta hektare kawasan transmigrasi. Lokasinya, menyebar di beberapa daerah,” ujarnya.

Baca juga : Amran Sulaiman Salurkan 15 Ribu Paket Sembako Untuk Anak Yatim Dan Fakir Miskin

Mendes menerangkan, dari 1,8 juta hektare lahan pertanian tersebut, sebanyak 500.000 hektare telah melakukan aktivitas produksi.

Lahan ini untuk menggenjot percepatan dan peningkatan produksi padi di lahan tersebut.
Di mana 500.000 hektare lahan transmigrasi ini diperkirakan akan membantu memenuhi kebutuhan pangan sebanyak 16 juta orang per tahun.

“Misalnya, yang sudah ada ini, hasil panennya rata-rata sekitar 3-4 ton per hektare dalam satu kali tanam. Dalam program intensifikasi ini, sebisa mungkin hasil panen akan digenjot minimal 5-6 ton per hektar dalam satu kali tanam,” terangnya.

500.000 hektare lahan ini, lanjutnya, telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan intensifikasi, yakni tersedianya tenaga kerja, bibit unggul, pupuk, mekanisasi dan irigasi, rice milling, off taker, dan perbankan.

Baca juga : Singapura Pakai Robot Untuk Peringatkan Warga Jaga Jarak

Sedangkan sisanya, yakni 1,3 juta hektare lahan akan dilakukan intensifikasi jangka panjang dengan terlebih dulu menyiapkan persyaratan yang belum tersedia,  seperti mekanisasi dan irigasi, rice milling, dan off taker.

Penyediaan persyaratan intensifikasi tersebut, lanjutnya, akan melibatkan kementerian/lembaga terkait.

“Kita uji coba di 500.000 hektare ini dulu menjelang awal tahun 2021. Setelah itu, kita bergerak di 1,3 juta hektare lahan selebihnya. Ini sifatnya untuk jangka menengah dan jangka panjang,” ujarnya.

Mendes mengatakan, peningkatan produktivitas pertanian sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terancamnya ketahanan pangan pasca pandemi.
Ancaman terjadinya penurunan ketersediaan kebutuhan pangan tersebut, lanjut Mendes, tidak hanya dialami Indonesia, namun juga negara-negara lainnya.

Baca juga : Jamkrindo Tetap Salurkan Dana Kemitraan Di Tengah Covid-19

“Impor menjadi sulit karena setiap negara pasti akan memikirkan kebutuhannya sendiri. Kita harus berani untuk berdiri sendiri, makanya Usaha Kecil dan Menengah digenjot, pertanian digenjot karena setiap negara akan mempertahankan wilayahnya masing-masing,” ujarnya [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.