Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mentan Syahrul Pastikan Sektor Pertanian Lebih Maju Di Masa The New Normal

Sabtu, 6 Juni 2020 15:39 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo

RM.id  Rakyat Merdeka - Persiapan pemerintah menyambut masa transisi The New Normal terus dilakukan dengan berbagai cara. Di antara sekian banyaknya, sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting dan harus menjadi perhatian bersama. Utamanya dalam memperbaiki dan mengembangkan sarana prasarana pertanian berbasiskan teknologi.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, sektor pertaian di masa yang akan datang tidak bisa diolah dengan cara biasa. Namun harus dikerjakan dengan cara yang serba maju, serba baru dan lebih modern.

“Minimal dengan terjadinya Covid-19 ini kita semakin menyadari bahwa pertanian tidak boleh lagi diolah dengan cara yang biasa. Harus ada inovasi dan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian," ujar Mentan saat menghadiri webinar menuju The New Normal yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Jumat (5/6).

Baca juga : Pentingnya Gotong Royong Sektor Pendidikan di Masa Pandemi

Menurut Mentan, dengan cara pengelolaan yang baru, maka sektor pertanian menjadi lebih yakin untuk dikelola secara serius serta mampu menjawab tantangan masa depan soal ketersediaan pangan. Bahkan, melalui ide kreatif, sektor pertanian berpotensi mencapai swasembada serta memenuhi kebutihan ekspor.

“Di masa The New Normal, yang memiliki prospek untuk menghidupi masyarakat ada di sektor pertanian. Jika pangan tersedia maka masyarakat bisa hidup," terangnya.

Untuk merealisasikan kemajuan pertanian, kata Mentan, pemerintah akan terus mengawal 11 komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke hilir. Langkah ini penting dilakukan mengingat kebutuhan pangan adalah komoditas utama yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia.

Baca juga : IPB dan ICMI Yakni Pertanian Kita Lebih Maju dan Mandiri

“Kesebelas bahan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabe merah besar, cabe rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula dan minyak goreng," katanya.

Sebagai informasi, perkiraan ketersediaan beras saat ini kurang lebih mencapai 21 juta ton dengan prediksi kebutuhan 12 juta ton. Ada pun perkiraan stok beras sampai dengan September mendatang mencapai 8,5 juta ton.

Untuk menjaga ketersediaan ini, pemerintah sudah mengeluarkan tiga program. Pertama, mengembangkan rawa di Kalimantan Tengah, kemudian diversifikasi pangan lokal serta cadangan beras pemerintah dan lumbung pangan masyarakat (LPM).

Baca juga : Menteri Tito Laksanakan Sholat Jumat Pertama di Masa Pandemi

“Melalui tiga program ini diharapkan mampu menjadi upaya dalam membantu pangan utama kita tetap tersedia meski di tengah krisis apa pun," tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.