Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

207 Ulama Ponpes Wafat Terpapar Corona

PBNU Minta Negara Hadir

Minggu, 13 Desember 2020 06:40 WIB
Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama, Abdul Ghofarrozin. (Foto: Istimewa)
Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama, Abdul Ghofarrozin. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama alias Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI PBNU), Abdul Ghofarrozin membeberkan data yang mencengangkan.

Dia mengungkapkan, virus Corona sudah menjangkiti 110 pondok pesantren (ponpes) di Nusantara. “Sampai Selasa, 8 Desember 2020, RMI PBNU mencatat 207 masyayikh, kiai dan nyai, wafat selama masa pandemi,” katanya, kemarin.

Baca juga : Ketua KPU Tangsel Wafat Terpapar Covid-19

Ghofarrozin juga mengungkap, jumlah santri yang terpapar Covid-19 hingga Oktober 2020 sudah mencapai 4 ribu orang. Kebanyakan para santri yang terpapar rata-rata terlihat masih sehat. Saat ditanya di mana saja ponpes yang terjangkiti virus corona, dia enggan merinci.

Ghofarrozin justru menyayangkan, sikap negara yang belum hadir saat badai pandemi Covid-19 menghantam ponpes. Dia menilai, sosialisasi dan edukasi terkait Covid-19 di ponpes masih minim.

Baca juga : IPDN Terjunkan 862 Calon Praja Pantau Prokes Pilkada

Komunikasi publik pemerintah, ujarnya, kurang optimal saat terjadi klaster Covid-19 di ponpes. Selain itu, ponpes juga kesulitan mengakses bantuan tes PCR. “Mengingat pesantren
adalah aset penting bangsa Indonesia, RMI PBNU meminta negara hadir secara lebih serius dengan pola penanganan terpadu,” pintanya.

Ghofarrozin meminta Kemenkes menggandeng Kementerian Agama dan para ulama untuk mencegah penularan Covid-19 di pesantren. Terutama, saat ditemukan klaster penularan Covid-19 di kalangan santri dan para ulama.

Baca juga : Belajar Online Di Rumah Masih Jadi Opsi Terbaik

“Secara teknis, penanganan terpadu dapat diwujudkan dalam bentuk pembentukan tim task force untuk penanganan Covid-19 di pesantren, mulai tingkat pusat sampai kabupaten atau kota,” imbuhnya.

Terakhir, dia berpesan agar seluruh santri dan pengurus ponpes tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Corona secara ketat. Sebab, hingga kini tak ada yang bisa memprediksi kapan virus corona sirna dari Indonesia. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.