Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kepala BRIN Dorong Kontribusi Swasta Dalam Sektor Riset

Sabtu, 22 Mei 2021 23:18 WIB
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mendorong swasta meningkatkan perannya dalam riset dan inovasi supaya bisa berkontribusi lebih tinggi.

"Tanpa riset dan pengembangan produk yang berbasis teknologi, tentu swasta sulit bersaing secara global," kata Handoko di Jakarta, Sabtu (22/5).

Handoko menyebut kontribusi swasta terkait anggaran riset saat ini masih rendah. Menurut dia, itu bukan sepenuhnya salah swasta karena sektor riset merupakan sektor yang membutuhkan biaya tinggi  dan memiliki risiko tinggi sementara hasilnya belum tentu, bisa gagal atau berhasil.

Baca juga : Menteri Teten Dorong Koperasi Simpan Pinjam Spin Off Ke Sektor Produktif

Kepala BRIN menuturkan, salah satu tantangan utama riset yang dihadapi Indonesia saat ini yakni terkait anggaran riset dan inovasi dalam negeri yang didominasi oleh Pemerintah melalui anggaran dengan persentase 80 persen.

“Tantangan utama saat ini adalah riset yang didominasi Pemerintah, yakni 80 persen. Padahal alokasi anggaran riset Indonesia itu sendiri masih sangat kecil, untuk itu perlu dimanfaatkan lebih lanjut, dengan meningkatkan kolaborasi dengan mitra potensial," ujar Handoko seperti dilansir Antara.

Tantangan utama lain adalah masalah fundamental riset Indonesia di mana critical mass masih rendah, terkait dengan sumber daya manusia, infrastruktur, dan anggaran.

Baca juga : PLN Dorong Kebangkitan UMKM Di Masa Pandemi Covid-19

Oleh karena itu, BRIN akan segera melakukan konsolidasi sumber daya riset dan inovasi Indonesia, baik sumber daya manusia, infrakstruktur, maupun anggaran.

"Kami yakin swasta akan tergerak beramai-ramai untuk mengembangkan produk berbasis riset karena praktis, istilahnya tinggal bawa bahan, sehingga risikonya minimal," ujarnya.

Di sisi lain, Handoko menuturkan Indonesia belum manfaatkan keanekaragaman hayatinya secara luas dan optimal. 

Baca juga : Lelang Barang Koruptor, KPK Setor Rp 236 Juta Ke Kas Negara

Dia menginginkan pengungkapan lebih banyak atau eksplorasi lebih lanjut terhadap kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia.

"Dalam konteks riset dan ekonomi, itu semua adalah modal besar. Ini adalah 'local competitiveness' yang tidak dimiliki bangsa lain di dunia. Masalahnya hal ini tidak tereksplorasi selama ini, sehingga nilai tambah rendah karena tidak tersentuh dengan riset. Upaya kita adalah percepatan, ekplorasi dan peningkatan nilai tambah dari biodiversitas kita ini," tutur Handoko. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.