Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Teten Dukung Minaqu Jadi Lokomotif Pasar Global Tanaman Hias

Selasa, 19 Oktober 2021 20:01 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (memakai topi) saat meninjau Green House milik Minaqu Indonesia, di Tamansari, Bogor, Selasa (19/10). (Foto: Dok. Minaqu)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (memakai topi) saat meninjau Green House milik Minaqu Indonesia, di Tamansari, Bogor, Selasa (19/10). (Foto: Dok. Minaqu)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tanaman hias memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Global market value (potensi pasar) tanaman hias mencapai nilai Rp 3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia sebesar 0,01 persen.
 
Demikian disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, saat meninjau Green House milik Minaqu Indonesia, di Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/10). Teten datang ke lokasi dengan didampingi Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, dan Pemimpin Divisi Kredit dan UMKM Bank BJB Denny Mulyadi.
 
"Saya sangat mengapresiasi atas yang telah dilakukan Minaqu Indonesia sebagai offtaker produk tanaman hias yang telah menggandeng kurang lebih 1.000 petani di Jawa Barat dan telah bermitra dengan 4 koperasi," kata Teten.
 
Para petani, lanjut Teten, harus dikonsolidasi. Jangan biarkan mereka hanya menggarap di lahan yang sempit. Lebih baik terkonsolidasi melalui koperasi. "Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi," kata Teten.
 
Menurut Teten, yang berperan menjadi offtaker pertama adalah koperasi (sebagai agregator) dan melakukan pengolahan hasil panen. Yang berhadapan dengan pembeli juga koperasi, sehingga harga tidak dipermainkan buyer.
 
"Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan perguruan tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk (pemasaran) baik secara offline dan online," paparnya.
 
Bagi Teten, yang dilakukan Minaqu telah mencerminkan terjadinya proses inclusive close loop, ketika telah tercipta sebuah ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir. "Minaqu tidak hanya bertindak sebagai offtaker dari hasil produksi petani, namun juga memberikan pendampingan mulai dari pembibitan, proses produksi hingga pemasarannya untuk pasar ekspor," tukas Teten.
 
Mengingat masih sangat besarnya peluang permintaan tanaman hias dari mitra luar negeri yang telah bekerja sama dengan Minaqu, Teten berharap koperasi-koperasi lainnya yang telah mengkonsolidasikan lahan anggotanya, juga dapat memanfaatkan peluang ini dan menjalin kemitraan. Selain itu, Teten juga mendukung pemanfaatan teknologi informasi melalui web based sistem e-commerce platform minaquindonesia.com untuk akselerasi menuju go digital dan go global.
 
"Sudah sangat tepat, sebagai platform yang menjadi gerbang pemasaran global tanaman hias yang selanjutnya akan dikembangkan bagi komoditas agriculture lainnya, yang saat ini sudah dijangkau lebih dari 50 negara di dunia," imbuhnya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.