Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Erdogan Juga Nggak Setuju

Finlandia Mau Gabung NATO, Putin Kasih Peringatan

Minggu, 15 Mei 2022 11:48 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Instagram)
Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Rusia Vladimir Putin mengingatkan Finlandia, soal rencana bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Sauli Niinisto pada Sabtu (14/5), Putin mengatakan, Finlandia melakukan suatu kesalahan bila jadi bergabung dengan NATO.

"Berakhirnya kebijakan tradisional netralitas militer, tentu akan menjadi suatu kesalahan bagi Finlandia. Karena mereka tidak  mengalami masalah keamanan apa pun," ujar Putin seperti dikutip Kremlin.

"Perubahan dalam orientasi politik negara seperti itu dapat berdampak negatif pada hubungan Rusia-Finlandia yang dikembangkan selama bertahun-tahun, dalam semangat bertetangga yang baik dan kerja sama antara mitra," imbuhnya.

Menanggapi hal ini, Niinisto menjelaskan, invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah situasi keamanan Finlandia.

"Pembicaraan itu berlangsung lugas, tanpa kejengkelan. Menghindari ketegangan itu penting," ucapnya.

Baca juga : Maung Bandung Seleksi Pemain Asing Asia

Dalam obrolan tersebut, Putin tak menyampaikan apa pun, yang terkait keamanan Finlandia. Hanya saja, Kementerian Luar Negeri Rusia disebut telah mengindikasikan adanya pembalasan.

Keputusan Rusia menangguhkan pasokan listrik ke Finlandia, disebut sebagai tanda awal. Dalam pernyataannya, pemasok energi Rusia RAO Nordic menyebut hal itu terkendala oleh masalah pembayaran. 

Menanggapi hal ini, Bos RAO Nordic, Reima Paivinen mengatakan, penangguhan listrik Rusia tidak menimbulkan masalah. 

Impor listrik Rusia yang disebut hanya 10 persen dari total pasokan nasional, dapat diganti dengan sumber alternatif.

Erdogan Tak Setuju

Tak cuma Finlandia, Swedia juga telah menunjukkan sinyal untuk bergabung dengan aliansi Barat, menyusul invasi Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Baca juga : Sowan Ke Muhammadiyah, Dubes Selandia Baru Jajaki Kerja Sama Pendidikan

BBC menyebut, Turki bakal jadi batu sandungan bagi Finlandia dan Swedia, terkait keanggotaan NATO.

Presiden Recep Tayyip Erdogan yang terang-terangan menolak permohonan Finlandia dan Swedia menjadi anggota NATO, menuduh kedua negara tersebut menyembunyikan organisasi teroris.

Asumsi ini mengacu pada Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris. Selama beberapa dekade, PKK berperang dengan Turki, demi Kurdi.

Turki juga keberatan dengan milisi Kurdi Suriah yang disebut Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yang mereka sebut merupakan perpanjangan tangan PKK. Meski Turki telah bersekutu dengan AS dalam perang melawan negara Islam.

Baik Swedia dan Finlandia, memiliki komunitas Kurdi. Dalam beberapa kasus, Swedia juga memiliki beberapa anggota parlemen asal Kurdi.

Meski begitu, Erdogan tak memberikan bukti apa pun, yang menguatkan hubungan komunitas tersebut dengan PKK.

Baca juga : Kejuaraan Asia 2022, Ganda Putra Matangkan Pola Permainan

Terkait hal ini, para Menteri Luar Negeri Swedia, Turki dan Finlandia bertemu untuk mengatasi perbedaan pandangan. 

Menjelang pembicaraan, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menggemakan komentar presidennya tetapi mengisyaratkan kesediaan untuk berbicara.

"Secara umum, Turki menentang keanggotaan negara-negara yang mendukung organisasi teroris PKK. Tapi, ini adalah masalah yang perlu kita bicarakan. Tentu saja dengan sekutu NATO dan negara-negara tersebut," ucap Cavusoglu, seperti dilansir AFP.

NATO, aliansi militer Barat, didirikan dengan tujuan utama menangkal ancaman dari Uni Soviet pada tahun 1949.

Putin menyebut niat Ukraina untuk bergabung dengan NATO, sebagai salah satu alasan serangan militer ke negara tersebut. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.