Peran Perempuan Iran dan Indonesia dalam Rekonstruksi Peradaban Baru Dunia

Oleh: Dr. Mohammad Reza Ebrahimi

Konselor Kebudayaan Kedubes Iran di Jakarta

RM.id  Rakyat Merdeka - Topik terkait perempuan selalu menjadi salah satu topik yang paling penting dan komprehensif sepanjang sejarah pemikiran. Di era kontemporer, karena berbagai alasan, telah mengalami pertumbuhan yang lebih besar di Iran dan dunia.

Pendekatan yang masuk akal terhadap isu-isu perempuan dan pembelaan pemikiran Islam yang rasional tentang perempuan, mengharuskan untuk mengenal pandangan Islam dan non-Islam yang terlontar di bidang ini.

Baca juga : Kontribusi Perempuan Iran dalam Mewujudkan Peradaban Baru Dunia

Perempuan berperan mendidik masyarakat. Perempuanlah yang memikul tanggung jawab penting mendidik anggota masyarakat, karena orang dididik dalam keluarga dan kemudian masuk ke masyarakat.

Selain hal-hal yang disebutkan terkait tingginya kedudukan perempuan menurut Islam, nama salah satu surah Al-Qur'an adalah an-Nisa’ (artinya perempuan). Dalam ayat-ayatnya banyak pembahasan tentang perempuan. Di surah an-Nur dan lainnya berbagai pembahasan tentang perempuan menjadi pusat perhatian.

Kedudukan perempuan juga terlihat dalam hadis Nabi dan para Imam Suci yang menyebut pengabdian untuk keluarga dan menjaga lingkungan keluarga sebagai jihad kaum perempuan yang pahalanya akan diberikan Allah swt.

Baca juga : Perempuan Benteng Kokoh Halau Kekerasan dan Intoleransi Sejak Dini

Para pemikir seperti Murtadha Mutahhari percaya, bahwa Al-Qur'an menghidupkan hak-hak perempuan. Bahkan para penentangnya percaya, setidaknya sejauh ini Al-Qur'an telah mengambil langkah besar untuk kepentingan perempuan dan hak asasi mereka di era wahyu.

Di sisi lain, kita tahu bahwa Islam telah menetapkan hak dan kewajiban bagi laki-laki dan perempuan sesuai dengan ciptaan dan karakteristik masing-masing; sebagian hak dan kewajiban diperuntukkan bagi laki-laki dan sebagian lagi bagi perempuan.

Dalam 44 tahun setelah kemenangan gemilang Revolusi Islam Iran, tidak seperti era dekaden rezim kekaisaran Pahlevi sebelumnya, yang menjadikan perempuan Iran seperti perempuan Barat; manifestasi dan perwujudan dari gairah seksual. Revolusi Islam mengupayakan menggunakan bakat intelektual dan potensi besar perempuan untuk kemajuan dirinya dan masyarakat.

Baca juga : 3 Konfederasi Buruh Terbesar Di Indonesia Kritisi Isi Perppu Cipta Kerja

Karena itu, dalam sistem Republik Islam Iran, isu gender digunakan untuk kepentingan keunggulan manusia, bukan untuk melayani degradasi manusia dan kerusakan moral seperti yang terjadi di dunia Barat.

Perkembangan moral, kepribadian, politik, sosial dan budaya perempuan di Republik Islam Iran sangat jelas. Alasannya adalah upaya-upaya yang selalu gagal dari propaganda musuh dan serangan mereka terhadap negara Iran, yang menggunakan dalih palsu, seperti pelanggaran hak-hak perempuan, dan dengan tanpa rasa malu mereka selalu mencoba menghancurkan kedudukan mulia perempuan dalam masyarakat Iran Islami.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.