Dark/Light Mode

Pelopori Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan, Indonesia Dipuji Sekjen PBB

Kamis, 7 September 2023 17:37 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres (tengah) dalam konferensi pers usai KTT ke-13 ASEAN-PBB di Cenderawasih Room 3, JCC, Kamis (7/9/2023). (Foto: YouTube)
Sekjen PBB Antonio Guterres (tengah) dalam konferensi pers usai KTT ke-13 ASEAN-PBB di Cenderawasih Room 3, JCC, Kamis (7/9/2023). (Foto: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan negara-negara ASEAN, untuk mengakhiri perusakan terhadap planet Bumi.

Guterres menyebut ASEAN, sebagai salah satu kawasan yang paling kaya keanekaragaman hayati, namun sangat rentan terhadap bencana alam.

Menurutnya, kita masih dapat membatasi dampak terburuk dan mencapai tujuan Perjanjian Paris.

"Saya telah mengajukan Pakta Solidaritas Iklim. Semua penghasil emisi besar, telah melakukan upaya ekstra untuk mengurangi emisi. Negara-negara kaya, mendukung negara-negara berkembang untuk melakukannya," kata Guterres dalam konferensi pers usai KTT ke-13 ASEAN-PBB di Cenderawasih Room 3, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (7/9/2023).

Baca juga : Gelar Rakornas, Japelidi Komit Tingkatkan Literasi Digital Indonesia

Selain itu, Guterres juga telah mengajukan Agenda Percepatan, yang menyerukan negara-negara maju untuk sebisa mungkin mencapai nol emisi di tahun 2040. Sementara negara-negara berkembang, sebisa mungkin di tahun 2050.

Di mata Guterres, ASEAN memiliki posisi yang unik untuk menjadi pemimpin dalam transisi energi yang bersifat global, berkelanjutan, adil, inklusif, dan merata.

"Saya memuji negara-negara anggota ASEAN yang memelopori Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan seperti Indonesia dan Vietnam. Saya juga memuji semua pihak, yang mempercepat penghapusan batu bara dan memulai revolusi energi terbarukan yang adil dan inklusif," tutur Sekjen ke-9 PBB ini.

Namun, Guterres menilai, ambisi yang lebih besar, masih sangat diperlukan. Seiring dukungan yang jauh lebih besar.

Baca juga : PIS-Pelindo Bangun Terminal Energi Tercanggih Dan Terhijau Di Indonesia

Negara-negara maju, kata Guterres, sudah seharusnya memenuhi komitmen mereka terhadap negara-negara berkembang.

Pembangunan Berkelanjutan

Guterres menggarisbawahi sumber daya, sebagai  inti dari upaya menyelamatkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

"Saya telah menyerukan perubahan yang mendalam dan struktural, untuk membuat kerangka kerja global. Termasuk sistem Bretton Woods, yang lebih representatif terhadap realitas ekonomi dan politik saat ini, dan juga lebih responsif," ucapnya.

Perubahan tersebut, tidak akan terjadi dalam semalam. Untuk itu, Guterres telah mengusulkan langkah konkret yang dapat kita lakukan sekarang. Termasuk, stimulus tujuan pembangunan berkelanjutan sebesar 500 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 7,67 kuadriliun per tahun.

Baca juga : Jokowi Bolehkan Indonesia Maju Dipakai Prabowo

Langkah ini, akan menjadi salah satu katalisator kemajuan tujuan pembangunan berkelanjutan. Serta membantu negara berkembang berinvestasi dalam transisi penting di bidang energi, sistem pangan, digital, pendidikan, kesehatan, pekerjaan yang layak, dan perlindungan sosial.

"Saya mengandalkan negara-negara anggota ASEAN untuk membantu meningkatkan ambisi global di bulan-bulan penting mendatang," tutur Guterres.

"Anda selalu dapat mengandalkan dukungan sepenuh hati dari saya, untuk membentuk masa depan yang damai dan sejahtera bagi masyarakat Asia Tenggara dan dunia," pungkas pria asal Portugal ini.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.