Dark/Light Mode

Menteri Teten: Startup Inovatif Berwawasan Teknologi Percepat Indonesia Jadi Negara Maju

Jumat, 11 Agustus 2023 19:44 WIB
Road To: Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Techno Park, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)
Road To: Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Techno Park, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8). (Foto: Dok. Kemenkop UKM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penciptaan usaha rintisan (startup) yang berkualitas, inovatif dan berwawasan teknologi, menjadi prioritas Pemerintah dalam mendorong potensi ekonomi digital Indonesia menuju negara maju di tahun 2045.

Untuk itu pentingnya kolaborasi dan sinergi antar Kementerian/Lembaga (K/L) dalam mewujudkan hal tersebut.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menekankan, saat ini Pemerintah tengah mendorong rasio kewirausahaan sebesar 3,95 persen di tahun 2024.

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) pun turut aktif berkerja sama dengan semua pihak, K/L, para inkubator swasta dan kampus, dalam menciptakan usaha-usaha rintisan baru.

Teten mengatakan, Entrepreneur Hub disiapkan dalam melahirkan entrepreneur dan startup baru yang inovatif dan berwawasan teknologi.

"Kita beruntung, saat ini di Indonesia terdapat 2.600 startup dan menjadi yang terbesar keenam dunia. Indonesia punya embrio terbaik untuk dikembangkan melahirkan startup hingga entrepreneur berkualitas,” ujarnya di Jakarta, Jumat ( dalam acara Road To: Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 di Solo Techno Park, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (11/8).

Teten melanjutkan, salah satu pendorong lahirnya startup berkualitas adalah dengan menghubungkannya ke modal ventura.

Ia menyebut, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang bahkan berminta kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan startup di Tanah Air.

“Kita buka pintu. Saya optimis dengan kebijakan substitusi impor dan hilirisasi bisa menjadi peluang besar yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha termasuk startup," ujar Teten.

Baca juga : Polri Sebut Harun Masiku Ada di Indonesia, KPK Segera Tindaklanjuti

Menurutnya, startup potensial kita koneksikan dengan investor luar.

Untuk itu sambung Teten, para inkubator kampus harus bisa melahirkan entrepreneur berbasis inovasi dan teknologi. Indonesia sudah diserbu produk luar yang harganya di bawah standar, sehingga sulit bagi pelaku usaha dalam negeri untuk berkompetisi.

“Ekonomi nasional itu sebesar 53 persennya didorong oleh konsumsi rumah tangga. Kalau produktif belanja lokal kita terus diperkuat, maka ekonomi dalam negeri juga ikut kuat. Jadi harus diproteksi dan siapkan produk UMKM yang berkualitas,” ujar Teten. 

Diakui Teten, memang masalah utama pertumbuhan usaha startup itu adalah dari sisi pembiayaan.

Untuk itu, pihaknya terus mempromosikan kepada perbankan untuk menerapkan credit scoring, sehingga para pelaku usaha rintisan ini tidak lagi dipusingkan soal jaminan.

“Pembiayaan ini harus ada inovasi. Ternyata di 145 negara sudah terapkan credit scoring. Jadi bukan aset yang dijadikan jaminan, tetapi track record digital mengenai kesehatan usaha yang menjadi penilaian," ujar Teten.

Teten mengatakan harus melobi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia) untuk lebih berani. Jadi yang harus didorong inovasi perbankan yang masih jadul.

Sementara itu, hadir secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Pandjaitan memberikan dukungan dan apresiasinya dalam upaya Kemenkop UKM yang terus mendorong lahirnya UMKM dan startup berkualitas.

Luhut menyampaikan, semangat keberadaaan startup harus perlu didukung Pemerintah. Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memberi perhatian pada startup untuk menghadirkan unicorn dan decacorn, dimulai dengan dukungan dari permodalan dan akses pasar.

Baca juga : Airlangga: Indonesia Siap Menjadi Negara Maju Berpenghasilan Tinggi

“Perlu kolaborasi seluruh elemen. Komitmen untuk menindaklanjuti dalam membangun ekosistem startup di Indonesia. Indonesia yang menempati posisi keenam terbesar jumlah startup-nya menjadi hal yang perlu kita banggakan," ujar Teten.

Menurutnya hal ini tidak terlepas dari 76,8 persen oleh penyediaan internet. Presiden yakin jumlah tersebut bisa terus tumbuh.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) yang turut hadir di acara tersebut mengatakan, dalam mendukung lahirnya startup, Kemendag membuka akses pasar dengan memanfaatkan 45 kantor perwakilan dagang di 45 negara yang bisa dimanfaatkan oleh UMKM Indonesia.

“Kami juga memiliki tool way terkait hambatan ekspor. Indonesia memiliki 30 perjanjian dagang utamanya di ASEAN, termasuk dengan Timur Tengah, Amerika Latin. Kita juga mengembangkan pasar tradisional tapi nontradisional juga yang potensinya besar sekali,” jelasnya.

Zulhas menyebut, ada empat pilar transformasi perdagangan digital yang terus disasar kementeriannya. Yakni, ritel modern, UMKM, Marketplace, dan Lembaga Pembiayaan.

UMKM harus terbuka dengan perubahan, inovatif, dan memiliki kemampuan berkembang. Selanjutnya marketplace, harus bersinergi dengan UMKM melalui rangkaian pelatihan seperti agregasi barang dengan marketplace dan ekspor.

Infrastruktur Digital

Dukungan infrastruktur dalam melahirkan usaha/startup berkualitas juga perlu ditingkatkan agar Indonesia tak ketinggalan.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, ekosistem digital itu harus ditopang oleh infrastruktur digital yang juga berkualitas.

Baca juga : Tesla Batal Investasi Di Indonesia, Partai Garuda Sebut Tak Masalah

“Tetapi datanya, kecepatan internet kita baru 21,7 mbps, termasuk 100 ke bawah dunia. ASEAN kita menang dari Laos aja. Thailand itu sudah 100 mbps," ujar Budi Arie.

Menurutnya, dari sisi harga, data kita murah 0,47 per dolar AS per GB. Di negara maju itu 60 sampai 70 per GB per bulan. Kalau bisa Indonesia itu bisa sampai 30 GB, sehingga memberikan ruang gerak kemajuan ekonomi digital kita.

Ekosistem digital khususnya internet kata Menkominfo, masih memiliki problem sendiri. Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara lainnya, mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas.

“Yang pasti bahwa infrastruktur kita memang harus dibenahi. Banyak Pekerjaan Rumah (PR) bersama, Kominfo akan sangat mendukung dari mulai infrastruktur ke depan," ujar Menkominfo.

Menurutnya, dalam kemajuan digital, hanya dua kata kuncinya, yaitu transformasi dan inovasi. Kita harus yakin tidak akan tertinggal dengan berbagai dinamika yang ada.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno mengatakan, tak hanya pembenahan dari sisi infrastruktur digital, dalam mewujudkan sistem ekonomi digital yang berkualitas juga dibutuhkan 9 juta talenta digital ekonomi, agar mendukung ekonomi kreatif Indonesia yang kini menjadi terbaik ke-3 di dunia.

Sandi mengatakan, pihaknya hanya ketinggalan dari Amerika Serikat dan Korea. Total angka kita nggak kalah. Jika Indonesia fokus dalam menciptakan talenta digital setidaknya potensi 120 miliar dolar AS bisa kita cetak.

"Saat ini Indonesia memiliki 2 decacorn dan 13 unicorn. Kalau kita fokus dengan pengembangan tersebut, indonesia bukan hanya menjadi negara tujuan investasi, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja baru," ujar Sandi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.