Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dubes Belanda Bantu Penanganan Sampah Sungai Jakarta

Senin, 4 November 2019 17:24 WIB
Presiden Direktur Danone Aqua Corine Tap (kedua kiri) bersama Direktur Sustainable Development, Danone-AQUA Karyanto Wibowo (kiri) Founder and CEO, The Ocean Cleanup Boyan Slat (kedua kanan) dan Dubes Lambert Grijns meninjau perangkat Interceptor 001 untuk pengelolaan sampah plastik di Jakarta.(Foto M Qori/ RM)
Presiden Direktur Danone Aqua Corine Tap (kedua kiri) bersama Direktur Sustainable Development, Danone-AQUA Karyanto Wibowo (kiri) Founder and CEO, The Ocean Cleanup Boyan Slat (kedua kanan) dan Dubes Lambert Grijns meninjau perangkat Interceptor 001 untuk pengelolaan sampah plastik di Jakarta.(Foto M Qori/ RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Siapa yang tidak tahu kondisi sebagian besar sungai di Jakarta. Banyak sampah dan bau. Demi menyelamatkan sungai dan perairan di Jakarta, Kedutaan Besar Belanda di Jakarta, membantu mendatangkan alat pembersih sampah sungai. Namanya Interceptor 001.

Menurut Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijnsor, alat itu dapat mencegah sampah di sungai masuk ke laut. Program ini didukung Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Danone-AQUA.

"Interceptor adalah salah satu solusi teknis dari Belanda, yang dibuat peneliti muda untuk keselamatan lingkungan," ujar Dubes Grijns saat memantau langsung kerja alat pembersih sungai itu di drainase Cengkareng (Cengkareng Drain), Pantai Indah Kapuk, Jakarta, Jumat (1/11). Dalam kunjungan ini, Dubes Grijns bersama Founder dan CEO The Ocean Cleanup Boyan Slat yang membuat Interceptor 001.

Baca juga : Cegah Korupsi, Mensos Juliari Batubara Sambangi KPK

Teknologi Interceptor 001 baru ada empat di dunia. Satu ada di Jakarta (Indonesia), Klang (Malaysia), Can Tho (Vietnam), dan Santo Domingo (Republik Dominika). Alat Interceptor 001 berupa kapal (vessel) yang memiliki beberapa komponen.

Cara kerja Interceptor 001 adalah, sampah terlebih dahulu diarahkan menuju Interceptor menggunakan dua tali penjaring. Begitu sampah menuju bibir Interceptor, terdapat conveyor belt untuk mengangkat sampah-sampah tersebut menuju bagian atas Interceptor.

“Kemudian dari conveyor belt itu, sampah dimasukkan ke dalam kontainer-kontainer yang tersedia. Interceptor amemberitahu collaborator via aplikasi, jika kontainer penuh via aplikasi,” jelas Boyan Slat.

Baca juga : Kepala BNPB Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai Citarum

Kemudian jika kontainer penuh, petugas tinggal mengosongkan kembali kontainer-kontainer tersebut. Proses memilah sampah dilakukan di darat secara manual. Menurut Boyan Slat, dengan begitu Interceptor bisa mengangkut sampai 100 ribu kilogram sampah perhari. Selai itu, alat ini dinilai ramah lingkungan karena 100 persen bertenaga surya dengan baterai lithium-ion. Dapat beroperasi siang dan malam tanpa suara bising ataupun mengeluarkan asap.

Direktur Utama PT Tirta Investama (Danone-AQUA), Corine Tap, menyatakan berbahagia dapat bekerja sama dengan The Ocean Cleanup untuk mengoperasikan sistem pertama yang bukan hanya dapat mencegah sampah plastik masuk ke laut, namun juga membantu membersihkan sungai-sungai.

Boyan Slat mengingatkan, permasalahan sampah plastik di laut bisa diselesaikan jika masyarakat tidak lagi membuang sampah plastik di sungai yang nantinya akan terbawa hingga ke laut.[DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.