Dark/Light Mode

Indonesia Dan Korsel Perkuat Kerja Sama Sektor Industri, Perdagangan, Dan Energi

Rabu, 22 Mei 2024 12:03 WIB
Indonesia Dan Korsel Perkuat Kerja Sama Sektor Industri, Perdagangan, Dan Energi

RM.id  Rakyat Merdeka - Korea Selatan menjadi negara investor terbesar ke-7 di Indonesia dengan total Foreign Direct Investment (FDI) mencapai sekitar USD 2,5 miliar pada tahun 2023. Angka ini meningkat lebih dari USD 200 juta (8,7%) dibandingkan tahun 2022. Memasuki dekade kelima kemitraan bilateral Indonesia dan Korea Selatan, total nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 20,8 miliar pada tahun 2023.

“Kami percaya kerja sama kita ke depannya akan semakin meningkat dan berkembang. Saya berharap Menteri Ahn dapat membantu memperkuat dan memperdalam kerja sama di bidang industri, perdagangan, dan transisi energi antara Indonesia dan Korea,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan bilateral dengan Minister of Trade, Industry and Energy (MOTIE) Korea Selatan Ahn Duk Geun di Seoul, Rabu (22/05).

Baca juga : Dekade Kelima, RI - Korea Selatan Mantapkan Kerja Sama Industri Hingga Transisi Energi

Pada bulan Juli 2023, telah diadakan Pertemuan Joint Committee on Economic Cooperation (JCEC) ke-2 di Seoul. Dalam pertemuan tersebut, dicapai beberapa hasil penting seperti kerja sama pengembangan investasi turunan nikel untuk baterai electric vehicle (EV), akses pasar produk buah Indonesia ke Korea Selatan, perluasan pabrik petrokimia Lotte, pembangunan klaster baja Krakatau Steel - Posco, perluasan akses pasar UMKM Indonesia melalui e-platform Korea Selatan, serta kerja sama terkait transisi energi dan mitigasi perubahan iklim global yang meliputi teknologi Carbon Capture and Storage (CCS), produksi energi hidrogen/amonia, dan pembangunan PLTA.

“Saya turut bangga dan mengucapkan selamat atas penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Gyeongsang National University (GNU). Diharapkan sebagai alumni, penghargaan ini akan meningkatkan aktivitas kerja sama dengan Korea,” ujar Menteri Ahn.

Baca juga : Penyebab Kejatuhan: Istikbar, `Alin, dan Khilaf

Menurut Menko Airlangga, beberapa kerja sama yang sudah berjalan seperti perluasan pabrik petrokimia Lotte dan pembangunan klaster baja Krakatau Steel - Posco perlu terus didorong untuk segera diimplementasikan. Kedua Menteri juga membicarakan kerja sama pembangunan ekosistem EV melalui investasi Hyundai dan LG Energy Solution di Indonesia.

“Saya berharap ekosistem EV bisa lebih dalam, dan tentunya dengan bantuan Korea untuk berbicara dengan Amerika agar Undang-Undang IRA-nya bisa membuka pasar bagi produk dari kerja sama antara LG dan Hyundai untuk masuk ke pasar Amerika,” ujar Menko Airlangga.

Baca juga : Mentan RI Dan Vietnam Sepakat Kerja Sama Teknologi Lahan Rawa

Dalam kesempatan tersebut, Korea Selatan juga menyampaikan peluang kerja sama terkait pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir melalui Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI) yang telah mengembangkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang aman dan menghasilkan jejak karbon lebih rendah dibandingkan reaktor konvensional. Reaktor modular nuklir skala kecil ini menjadi solusi alternatif untuk memasok energi listrik terutama di daerah-daerah terpencil atau terisolasi.

“Pada pertemuan JCEC ke-3 tahun ini, giliran Indonesia menjadi tuan rumah. Kami mengundang Menteri Ahn untuk menghadiri pertemuan JCEC pada bulan Juli di Jakarta,” ujar Menko Airlangga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.