Dark/Light Mode

Inggris Tawarkan Restorasi Gambut dan Energi Terbarukan

Sabtu, 7 Desember 2019 07:30 WIB
Calon Presiden UNFCCC COP26 Claire ONeill Perry (kedua kiri) bersama Wakil Menteri KLHK RI, Alue Dohong menggelar pertemuan bilateral membahasa kerja sama lingkungan dan energi terbarukan di hari kelima Konferensi Perubahan Iklim ke 25, Jumat (6/12).
Calon Presiden UNFCCC COP26 Claire ONeill Perry (kedua kiri) bersama Wakil Menteri KLHK RI, Alue Dohong menggelar pertemuan bilateral membahasa kerja sama lingkungan dan energi terbarukan di hari kelima Konferensi Perubahan Iklim ke 25, Jumat (6/12).

RM.id  Rakyat Merdeka - Inggris menyatakan dukungannya kepada Indonesia dalam pencapaian pengurangan emisi gas serta bantuan merestorasi gambut dan energi terbarukan. 

Hal ini disampaikan oleh Calon Presiden UNFCCC COP26 Claire O'Neill Perry dalam pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri LHK Alue Dohong, di hari kelima Konferensi Perubahan Iklim ke 25, Jumat (6/12).   

Inggris akan menjadi tuan rumah COP26 yang akan digelar di Glasgow, 9-19 November 2020, yang akan berpartner dengan Italy.

“Saya atas nama pemerintah Inggris sangat mengapresiasi upaya Indonesia merestorasi dan merehabilitasi gambut, serta upaya untuk mencapai pengelolaan sawit berkelanjutan dalam rangka penurunan emisi dari sektor lahan,” ujar Perry. 

Baca juga : BNI Hong Kong Promosikan Investasi dan Ekspor Indonesia

Terkait dengan penurunan emisi di bidang energi, Inggris juga menawarkan bantuan untuk proses transisi Indonesia dari batubara ke energi terbarukan. 

Perry menyatakan, bahwa proses transisi yang dilakukan oleh negaranya menuju zero-coal energy generation merupakan proses yang sangat berat dan painful. 

Berkaca dari pengalaman Jerman, Perry yang juga mantan menteri energi mengatakan, bahwa proses-proses transisi energi menuju energi bersih pada umumnya memerlukan proses yang panjang dan berliku. 

Namun demikian, Inggris ingin menularkan pengalamannya, dan juga pengalaman negara lain di Eropa, ke Indonesia agar Indonesia dapat melakukan transisi ke energi baru dan terbarukan dengan lebih baik. 

Baca juga : Airlangga Beberkan Prestasi Golkar, dari Ketua MPR hingga DubesĀ 

Selain itu, sebagai Presiden COP26 Inggris, ia akan mengundang negara-negara yang memiliki ambisi besar dalam menurunkan emisi, termasuk Indonesia. 

Terkait dengan undangan tersebut, Wamen LHK Alue Dohong menyatakan, bersedia hadir di COP tersebut, sekaligus untuk menunjukkan capaian Indonesia dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Putra asli Dayak ini juga menyambut baik tawaran Inggris soal bantuan teknis dan finansial untuk merestorasi gambut dan melakukan transisi energi dari penggunaan batubara ke energi baru dan terbarukan.  Hal ini dalam upaya penurunan emisi di sektor lahan dan energy. 

Wamen LHK akan menggunakan kesempatan ini untuk meningkatkan pencapaian NDC. “Indonesia sangat berkepentingan dengan kelestarian pengelolalan gambut menjadi faktor penting dalam upaya pencapaian NDC serta peningkatan NDC Indonesia,” kata Wamen. 

Baca juga : Mendagri Apresiasi Fasilitas PON di Papua

Lebih lanjut, Wamen meyakini bahwa negara-negara berkembang akan dapat mencapai NDC-nya, terutama jika mendapatkan bantuan dari negara-negara maju.
 
Lalu, dalam pertemuan itu, mereka juga menyinggung pembahasan artikel 6 Paris agreement yang manjadi fokus COP25 saat ini.  

“Mari bersama-sama  berjuang agar artikel 6 bisa selesai pada COP25 ini, karena kalau tidak akan menganggu pelaksanaan dan capaian NDC masing-masing negara,” tandasnya. [FIK] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.