Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Terbang Perdana Ke Antartika, Para Penumpang Cek Corona Ketat

Selasa, 15 September 2020 22:38 WIB
Para penumpang menaiki pesawat C-17 Angkatan Udara Amerik Serikat untuk melakukan penerbangan perdana saat pandemi Covid-19 ke Antartika dari Bandara Christchurch, Selandia Baru, Senin, 14 September 2020. (Foto AP / Mark Baker)
Para penumpang menaiki pesawat C-17 Angkatan Udara Amerik Serikat untuk melakukan penerbangan perdana saat pandemi Covid-19 ke Antartika dari Bandara Christchurch, Selandia Baru, Senin, 14 September 2020. (Foto AP / Mark Baker)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penerbangan pertama saat pandemi Covid-19 menuju Antartika, Kutub Selatan, berlangsung  Senin (14/9). Ini merupakan gelombang pertama ilmuwan masuk ke dataran penuh es abadi itu. Antartika adalah satu-satunya benua yang bebas Covid-19.

Kedatangan kelompok ilmuwan, peneliti dan kru dari Paman Sam ini untuk menggantikan kru yang ada di Antartika. Untuk masuk ke kawasan ini, para kru sudah melalui berbagai tahapan pencegahan Covid-19.

Para personel yang mendarat di sana pun harus dites berulang kali untuk memastikan tidak membawa bibit virus masuk ke sana. Penerbangan yang dilakukan angkatan udara AS berangkat menuju Kutub Selatan pada Senin pagi, bertolak dari Christchurch, Selandia Baru.

Baca juga : Pilkada Majene: Petahana TSM, Partai Pendukung Bakal Calonin Istrinya

"Ada 106 penumpang yang ikut dalam penerbangan kali ini," ujar perwakilan AU AS untuk penerbangan Kutub Selatan di Selandia Baru, Tony German.

"Kelompok terbang ini bersiap untuk menjalani musim panas di sana dan bertukar tempat dengan kru utama yang akan segera mengakhiri musim dingin di Antartika," jelas German.

Penerbangan ini sudah tertunda selama tiga pekan akibat badai besar. Alhasil, para kru harus memperpanjang karantina diri selama enam pekan.

Baca juga : Hari Pertama PSBB, Penumpang KRL Anjlok 19 Persen

"Semua kru sudah menjalani isolasi pertama di San Francisco selama empat hari. Dan dilanjutkan lima pekan lagi di Selandia Baru," sambung German. Para kru juga melakukan berbagai tes kesehatan selama karantina.

Nanti, sesampainya mereka di McMurdo, pos pertama di Kutub Selatan, mereka akan memakai masker selama dua pekan sebagai tindakan pencegahan.

"Kami benar-benar detil dan hati-hati untuk mrmastikan tidak ada yang terlewat," tandasnya.

Baca juga : Polda Lampung Periksa Kejiwaan Pelaku Penusukan Syekh Ali Jaber

Jika ada kasus penularan Virus Corona di pos penelitian di Kutub Selatan, para kru akan menjalankan protokol kesehatan di lokasi dan mengisolasi penderita Covid-19. Keterbatasan fasilitas dan sulitnya medan untuk menuju Kutub Selatan membuat langkah evakuasi korban makin sulit.

German mengatakan, butuh waktu sepekan untuk membersihkan landasan pacu dari sisa badai yang menerjang selama musim dingin di Kutub Selatan. Tim peneliti dari AS, Rusia, China dan beberapa negara lain bekerja sama agar Kutub Selatan tetap steril dari paparan Virus Corona. Mereka pun memutuskan menurunkan jumlah kru yang menetap di sana jadi sepertiganya saja, sebanyak 450 orang.

Alhasil, sejumlah rencana penelitian dan konstruksi di Kutub Selatan harus ditunda sementara. Kru yang menetap selama musim panas di Antartika hanya memastikan penelitian yang sudah berjalan tidak mandek dan fasilitas tetap bisa menerima kelompok yang akan menetap selama musim dingin Antartika tahun depan. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.