Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Massa Pro Trump Ngamuk Di Gedung Capitol, 1 Tewas

Biden: Ini Bukan Protes, Ini Pemberontakan

Kamis, 7 Januari 2021 07:05 WIB
Foto: AFP via Getty Images
Foto: AFP via Getty Images

RM.id  Rakyat Merdeka - Ratusan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol, saat Kongres mengesahkan kemenangan pentolan Demokrat Joe Biden dalam Pilpres AS, Rabu (6/1).

Mereka berupaya membatalkan kekalahan junjungannya, dalam Pilpres 3 November 2020. Sekaligus memaksa Kongres, untuk menunda sesi yang akan menjamin kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Bermodal senjata yang disiagakan dan gas air mata, polisi mengevakuasi para anggota parlemen. Mereka berusaha membersihkan Gedung Capitol dari para pendukung Trump, yang menyeruak di aula Kongres secara mengejutkan.

Seorang pengunjuk rasa menduduki panggung Senat dan berteriak: "Trump telah memenangkan pemilihan."

Baca juga : Jokowi Minta Gubernur Kerja Keras Kencengin Protokol Kesehatan 3T-3M

Para demonstran membalikkan barikade dan bentrok dengan polisi, ketika ribuan orang turun ke halaman Gedung Capitol. Tiga jam setelah massa menduduki Gedung Capitol, kira-kira sekitar pukul 17.30 waktu setempat, polisi menyatakan gedung tersebut aman.

Video yang beredar menunjukkan pendukung Trump memecahkan jendela. Polisi mengerahkan gas airmata di dalam gedung.

Kepala Polisi Metropolitan Washington Robert Contee mengatakan, sebagian massa menggunakan bahan kimia yang mengiritasi untuk menyerang polisi. Beberapa lainnya terluka.

"Seorang warga sipil tewas setelah ditembak selama kekacauan itu," kata media lokal.

Baca juga : Besok, Rizieq Diperiksa Di Rutan Polda Metro Jaya

FBI mengklaim, pihaknya telah mengamankan dua perangkat peledak yang dicurigai.

Berdasarkan catatan US Capitol Historical Society, ini adalah serangan paling merusak pada bangunan ikonik tersebut, sejak tentara Inggris membakarnya pada tahun 1814.

Sebelum insiden ini terjadi, Trump yang sebelum pemilihan menolak berkomitmen untuk transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah, berbicara kepada ribuan pengunjuk rasa. Dia kembali mengulangi klaim tidak berdasar, dengan mengatakan hasil pemilu telah dicuri darinya, karena penipuan dan penyimpangan yang meluas.

Biden, jagoan Demokrat yang mengalahkan Trump dalam pemilihan 3 November dan akan menjabat pada 20 Januari, mengatakan apa yang dilakukan para pengunjuk rasa ini dipengaruhi oleh hasutan.

Baca juga : Terawan Bukan Teladan

Mantan wakil presiden itu pun mengecam ulah beringas demonstran yang menyerbu Gedung Capitol, menghancurkan jendela, menduduki kantor, menyerbu Kongres, dan mengancam keselamatan pejabat terpilih. "Ini bukan protes, ini pemberontakan," tegasnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (7/1).

Lewat siaran TV, Biden pun mendesak Trump untuk segera mengakhiri pengepungan ini.

Sementara dalam sebuah video yang diposting ke Twitter, Trump kembali mengulangi klaim palsunya tentang penipuan pemilu, namun mendesak para pengunjuk rasa untuk segera pergi. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.