Dark/Light Mode

Daerah Membaik, Hotspots Karhutla Turun 90 Persen

Sabtu, 28 September 2019 18:15 WIB
Ilustrasi titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Foto: Istimewa).
Ilustrasi titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
au terdapat 2 titik, Jambi 17 titik, Sumatera Selatan 3 titik, Kalimantan Barat tidak ditemukan titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 4 titik, Kalimantan Selatan 1 titik, dan Kalimantan Timur terdapat 27 titik.

Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilakukan oleh BPPT sangat membantu upaya pemadaman di darat, sehingga dapat menurunkan jumlah titik panas.

Dalam satu minggu ini, hujan sudah turun di Provinsi Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat seperti di wilayah Singkawang Bengkayang, Sukadana, dan beberapa wilayah lainnya.

Hujan juga turun di wilayah Kalimantan Tengah. Untuk Provinsi Riau, tim Manggala Agni, TNI, POLRI dan Masyarakat Peduli Api tetap menyiagakan 38 posko khusus di daerah rawan karhutla, dan masih dilakukan upaya pemadaman di Kecamatan Dumai Timur, Dumai Selatan, Medang Lampung, hingga Rengat.

Baca juga : Hujan Buatan Berhasil, Pemerintah Tetap Antisipasi Karhutla

Wilayah-wilayah ini diketahui memiliki lahan gambut yang cukup dalam sehingga perlu dilakukan juga pemadaman darat. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan(KLHK) mencatat tidak terjadi hambatan dalam aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Provinsi Sumatera Selatan yang dalam beberapa hari mengalami hujan, juga menunjukkan penurunan titik panas.

Namun, tim satgas masih melakukan pemadaman melalui darat untuk wilayah yang belum padam, seperti di Desa Muara Medak, Kecamatan Sungai Rotan, dan Kabupaten Muara Enim.

Secara keseluruhan jarak pandang di wilayah rawan karhutla cukup baik, sehingga penerbangan masih dapat dilakukan di Provinsi rawan karhutla ini, seperti di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, dimana cuaca masih sedikit berasap, dengan jarak pandang 1 km, namun tidak mengganggu penerbangan dari dan ke wilayah Kalimantan Tengah.

Begitu juga dengan Kalimantan Barat, kondisi cuaca yang berawan, dengan jarak pandang 7 Km, pukul 06.00 pagi tadi beberapa pesawat terbang berhasil take off.

Baca juga : Indonesia Sampaikan Keberhasilan Penurunan Deforestasi di Pertemuan PBB

Hingga 27 September kemari, sebanyak 211.216 kg garam telah disemai untuk mempercepat pertumbuhan awan sehingga turun hujan. Upaya waterbombing di seluruh kawasan Indonesia juga terus dilakuakn.

Hingga kemarin, total 45 pesawat atau helicopter dikerahkan dan telah menggunakan 317.204.114 liter air untuk memadamkan api di seluruh kawasan Indonesia Tahun 2015 merupakan kondisi terparah dari karhutla di Indonesia. 

Sehingga tahun tersebut menjadi dasar studi penanganan kebakaran hutan dan lahan nasional, namun dengan kondisi tahun 2019 yang mengalami jangka waktu kemarau lebih panjang dari tahun 2019.

Secara nasional usaha satgas karhutla mampu meredam penyebaran titik panas dan titik api sebesar 55,74 persen dibanding 2015, artinya secara umum pemerintah berhasil mengurai kusutnya bencana karhutla.

Baca juga : BPPT: Jambi dan Riau Kembali Diguyur Hujan

KLHK sendiri telah melakukan pembasahan lahan sejak Februari 2019 diseluruh wilayah Daerah Operasional (DAOPS) Manggala Agni.

Tercatat ada 38 DAOPS Manggala Agni, dan secara keseluruhan tindakan pembasahan lahan yang dilakukan bersama dengan satgas, telah bekerja dengan jumlah personil sebanyak 29.039 personil.

Untuk informasi hotspot harian dapat mengunjungi www.sipongi.menlhk.go.id yang selalu update setiap saat. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.