Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menggapai Kemabruran Haji (24)

Mengabadikan Kemabruran Haji (4)

Selasa, 27 Agustus 2019 07:12 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Selamat datang kembali ke tanah air para dhuyufullah di kota Mekkah. Para jamaah haji Indonesia yang baru kembali ke tanah air, kini dihadapkan hamparan dan lahan subur untuk membuktikan kemabruran hajinya.

Betapa banyak sudut-sudut bangsa kita membutuhkan uluran tangan para hujjaj. Negara kita masih merupakan lahan subur untuk menanam kebajikan. Betapa banyak penduduk kita yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.

Betapa banyak anak-anak Yatim dan fakir miskin mendambakan masa depan yang baik tetapi tidak punya kemampuan untuk meraih kesempatan itu karena faktor dana.

Betapa banyak dosa dan maksiat di tengah-tengah masyarakat kita perlu dicarikan jalan keluar. Kita yakin para hujjaj memiliki kapasitas untuk itu. Mungkin sedikit artinya bagi kita besar artinya buat mereka.

Baca juga : Mengabadikan Kemabruran Haji (3)

Mumpung suasana hajinya masih hangat, sebaiknya tidak perlu menunggu waktu lama untuk mengambil keputusan. Sebelum diganggu iblis, para jamaah haji yang memiliki kelebihan harta dan kekayaan diminta kesadarannya dan sekaligus untuk berbagi terhadap mereka yang butuh.

Manajemen shadaqah dan zakat sudah saatnya dikelola dengan baik. Jika selama ini pengeluaran untuk akhirat kita tidak jelas, maka sebaiknya sekarang kita memiliki pembukuan Khusus.

Semakin besar rezki yang Allah anugrahkan kepada kita semakin besar jumlah shadaqah, infaq dan jariyah dikeluarkan. Pastikan sebelum kita dipanggil Allah SWT melalui malaikat maut, sudah ada bagian waqaf dari harta kita yang sudah disisihkan.

Diusahakan jangan meninggal sebelum memiliki rumah masa depan di akhirat melalui waqaf. Berwaqaflah, walau hanya sebiji batu merah, selembar genteng, atau tegel untuk pembangunan masjid, Pesantren dan lain-lain.

Baca juga : Memahami Makna Simbolik Haji: Misteri Air Zamzam (2)

Kita semua, khususnya para hujjaj diminta proaktif untuk memberikan kepedulian terhadap kaum lemah yang ada di sekitar kita, sebagaimana disinggung di dalam ayat: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang lalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!”. (Q.S. An-Nisa/4:75).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa kaum duafa adalah tanggung jawab kita semua, khususnya para ulama dan umara. Kehadiran ulama diperlukan sebagai perintah Al-Qur’an dan kehadiran pemerintah diperlukan sebagai perintah UUD 1945.

Yang dimaksud kaum dhuafa dalam ayat tersebut di atas ialah orang-orang yang memiliki keterbatasan, baik dari segi ekonomi, politik, pendidikan, dan sosial budaya.

Termasuk juga kaum mustadh’afin ialah orang-orang yang korban dari struktur yang hidup di dalam masyarakat, seperti kaum buruh yang memeras keringat tetapi tetap upahnya di bawah UMR, para honorer yang dihadapkan dengan tugas berat dengan gaji di bawah standar, para anak yatim piatu yang belum tertampung oleh lembaga-lembaga yang dibentuk oleh pemerintah sebagai perintah UUD 1945.

Baca juga : Memahami Makna Simbolik Haji: Misteri Air Zamzam

Salah satu yang amat diharapkan dari agama ialah keprihatinannya terhadap kaum duafa. Ketika agama absen atau abai di dalam kehidupan kaum duafa maka ketika itu agama terancam legitimasinya di dalam masyarakat.

Bukan hanya itu, kaum dhuafa juga akan merepotkan bangsa ini jika tidak mendapatkan solusi permanen. Banyak contoh dalam sejarah jika kaum dhuafa dilakukan pembiaran tanpa ada kreasi kebijakan yang berusaha memihak kepadanya.

Lahirnya ideologi besar seperti komunis, marsis dan aliran radikal lainnya, salah satu pemicunya ialah gagalnya pemimpin bangsa itu me-nyelesaikan persoalan kaum dhuafa. Di sinilah kita berharap, para hujjaj bisa mengambil peran aktif untuk mempertahankan keutuhan bangsa tercinta dengan cara mempertahank-an idealism haji Mabrur.

Bayangkan jika seluruh umat Islam yang pernah melaksanakan haji ditambah para mantan Jamaah umrah, sama-sama membangun negerinya, tentu ini amat dahsyat. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.