Dark/Light Mode

Transisi Kekuasaan 2024: Geopolitik Dan Diplomasi Indonesia Di Era Prabowo-Gibran

Senin, 26 Agustus 2024 08:19 WIB
Prof. Dr. Ermaya Suradinata
Prof. Dr. Ermaya Suradinata

RM.id  Rakyat Merdeka - Dengan berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 20 Oktober 2024, Indonesia memasuki era kepemimpinan baru di bawah Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Peru­bahan ini sangat mungkin memunculkan dinamika baru dalam konteks hubungan luar negeri, geopolitik, dan geostrategi Indo­nesia.

Era kepemimpinan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin dikenal dengan pendekatan diplomasi aktif yang memperkuat hubungan bilateral dan multi­lateral Indonesia dengan berbagai negara. Pemerintahan ini fokus pada penguatan peran Indonesia di ASEAN, partisipasi dalam forum internasional, serta pengembangan kerjasama ekonomi dan perdagangan.

Namun, dengan kepemim­pinan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, perubahan strategi dalam hubungan luar negeri mungkin terjadi. Prabowo, dengan latar belakang militernya, dan Gibran, dengan perspektif modern dan tek­no­­logi, mungkin akan membawa pendekatan yang berbeda, ­seperti menekankan pada diplomasi keamanan dan inovasi ekonomi.

Pemerintahan Presiden ­Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka kemungkinan menyesuaikan hubungan luar negeri ­dengan negara-negara kunci –berdasarkan kepentingan stra­tegis dan prioritas baru mereka. Di samping melanjutkan kerja­sama dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan China, Prabowo dan Gibran mungkin akan memperkuat hubungan dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik.

Baca juga : Transformasi Paskibraka Menjadi Garda Terdepan Pancasila

Hal ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang keamanan dan ekonomi. Penekanan pada diplomasi budaya dan soft power juga mungkin akan menjadi bagian dari strategi luar negeri mereka untuk memperluas pengaruh Indonesia di dunia internasional.

Sementara itu di bawah kepemimpinan Presiden Joko ­Widodo, Indonesia telah me­main­kan peran penting dalam geopolitik Indo-Pasifik dengan menegaskan posisinya sebagai negara yang berkomitmen terhadap keamanan maritim dan stabilitas regional.

Oleh karena itu pemerintahan baru Prabowo-Gibran akan menghadapi tantangan dan peluang untuk memperkuat posisi Indonesia dalam konteks geopolitik yang terus berkembang. Prabowo, yang dikenal dengan pendekatan yang lebih tegas dalam isu-isu keamanan, mungkin akan menekankan pentingnya kekuatan militer dan keamanan dalam strategi geopolitik Indonesia.

Maka geostrategi Indonesia di kawasan Indo-Pasifik akan menjadi salah satu fokus utama pemerintahan baru. Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, terutama terkait ­dengan persaingan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan ­China, Indonesia harus menavigasi kebijakan luar negerinya dengan hati-hati.

Baca juga : Membangun Jiwa Merdeka: Refleksi 79 Tahun Indonesia Berdaulat

Pemerintahan baru tentulah harus mengembangkan strategi yang lebih proaktif untuk memperkuat aliansi regional, berparti­sipasi dalam forum-forum stra­tegis seperti ASEAN, dan menge­lola hubungan dengan negara-negara besar dengan pendekatan yang lebih terkoordinasi. Inisiatif ­seperti pengembangan infrastruktur maritim, kerjasama kea­manan, dan diplo­masi ekonomi akan menjadi kunci dalam menentukan posisi Indonesia di kawasan yang kompetitif ini.

Di bawah pemerintahan baru Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Indonesia sangat mungkin dihadapkan pada tantangan geopolitik dan geostrategi yang menuntut kebijakan luar negeri yang tangguh dan adaptif.

Dalam lingkungan internasional yang semakin dinamis, fokus pada penguatan peran di ASEAN, diplomasi ekonomi, isu-isu global seperti perubahan iklim, kerjasama keamanan, dan diplomasi budaya, merupakan langkah-langkah yang krusial untuk mengukuhkan posisi Indo­nesia sebagai kekuatan yang disegani di kancah internasional.

Secara geopolitik, Indonesia berada di posisi strategis di persimpangan dua samudra, Samudra Hindia dan Pasifik, serta di tengah-tengah jalur perdagangan global yang sibuk. Letak geografis ini memberikan Indonesia leverage yang signifikan dalam politik regional dan global.

Baca juga : Geopolitik Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Untuk Masa Depan NKRI

Kawasan Indo-Pasifik telah menjadi pusat perhatian global, terutama dalam konteks persaingan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Bagi Indonesia, posisi strategis ini bukan hanya sebuah keuntungan, tetapi juga tantangan yang kompleks dalam merumuskan kebijakan luar negeri. Rumusannya antara lain adalah agar dapat melindungi kepentingan nasional dan mening­katkan pengaruh di panggung internasional.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.