Dark/Light Mode

Populerkan Lukisan Esai

Denny JA Menggores Kanvas Dengan Artificial Intelligence

Jumat, 4 November 2022 10:07 WIB
Denny JA mempopulerkan genre karya lukis anyar, lukisan esai dengan artificial intelligence. (Foto: YouTube Denny JAs World)
Denny JA mempopulerkan genre karya lukis anyar, lukisan esai dengan artificial intelligence. (Foto: YouTube Denny JAs World)

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah berhasil mempelopori profesi konsultan politik di Indonesia, juga tradisi baru puisi esai, kini Denny JA merambah ke dunia lukisan. Denny mempopulerkan genre baru lukisan esai, melukis dengan artificial intelligence.

Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyelenggarakan konferensi pers soal politik dan agama, Selasa (1/11). Sebanyak 15 lukisan esai Denny JA, dengan tema Cinta Ilahi, dipajang. Serial lukisan esainya itu dilihat wartawan dan khalayak juga untuk pertama kalinya.

Serial 15 lukisan yang dipamerkan itu kini bisa dilihat di channel YouTube Denny JA's World. 15 lukisan ini terpampang diiringi dengan alunan musik Al Itiraf, karangan Abu Nawas.

Denny JA mengakui, sejak lama ia menggandrungi pelukis, Van Gogh. Sejak bersekolah di Amerika Serikat, Denny mencari poster lukisan Van Gogh di berbagai toko seni.

Baca juga : Pemerintah Inggris Kagum Dengan Aksi Iklim Indonesia

Denny menyukai gaya lukisan Van Gogh, yang sering disebut dengan genre ekspresionisme. Dalam gaya ini, yang dilukis tak hanya realitas fisik sebuah obyek, tapi juga emosinya, gairahnya, gejolak batinnya.

Di tahun 2022 ini, Denny JA mengaku banyak berkenalan dengan aplikasi lukisan, dengan bantuan artificial intelligence.

"Dengan ketrampilan teknis melukis yang elementer, sejauh memiliki konsep yang kuat, gabungan beberapa aplikasi lukisan itu dapat membantu," kata Denny JA dalam keterangannya kepada RM.id, Jumat (4/11).

Denny pun mengeskpresikan cinta Ilahi melalui lukisan gaya Van Gogh. Berbeda dengan Van Gogh, Denny tak mulai melukis dari kanvas yang kosong. Ia melukisnya di atas kanvas yang sudah bercorak dengan bantuan aplikasi lukisan.

Baca juga : Banteng Merasa Seirama Dengan Beringin

Di atas lukisan pun, Denny bubuhkan potongan puisi, yang menyatu dengan gagasan utama lukisan. Sehingga, ada empat karakter utama jenis lukisan yang ia beri nama Lukisan Esai.

Pertama, ini jenis lukisan hibrida. Yaitu lukisan yang dibantu oleh aplikasi digital, artificial intelligence. Sapuan manual pelukis, kuas, warna dan tarikan garis tangannya, menjadi finishing touch saja dari lukisan itu.

"Katakanlah ini gabungan lukisan aplikasi dan manual, hibrida," jelasnya.

Kedua, pesan utama lukisan juga diekspresikan dalam bentuk potongan puisi. Dalam lukisan itu, di atas kanvas, hadir teks puisi. 

Baca juga : SiCepat Sukses Terapkan Teknologi IVR Dan Artificial Intelligence

Ketiga, tak hanya isi puisi, tapi juga pemilihan huruf dan warna teks puisi itu menyatu dengan lukisan. Secara grafis, teks puisi itu menjadi bagian harmoni dari lukisan.

Keempat, judul lukisan tidak berada di luar kanvas. Judul lukisan tercantum dalam kanvas berupa potongan puisi itu sendiri.

"Maka terciptalah serial 15 lukisan esai dengan empat karakter di atas. Sebanyak 15 lukisan itu mengekspresikan gelora batin yang sama yakni Cinta Ilahi," sebutnya.

Selain itu, tambahnya, ada potongan puisi sufistik di setiap lukisan. Misalnya lukisan dengan gambar bulan yang besar, sebagai simbol Tuhan, bertuliskan The Music of Your Love In My Flute atau Alunan CintaMu Meniup Sulingku. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.