Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Banyak Hubungan Hancur Gara-gara Standar Pasangan Sempurna di Medsos
Kamis, 24 April 2025 22:47 WIB

Akhir-akhir ini muncul tren pasangan romantis yang memenuhi lini masa. Namun, di balik itu ada kenyataan pahit yang jarang disorot: banyak hubungan nyata justru hancur karenanya. Standar hubungan sempurna yang dipertontonkan dalam video-video singkat itu menciptakan ekspektasi tak realistis, memicu perbandingan sosial, dan menimbulkan tekanan emosional di dunia nyata.
Berbagai komentar pengguna, curhatan, hingga kisah nyata yang tersebar menjadi bukti medsos bukan sekadar tempat hiburan, tetapi juga arena yang tanpa sadar membentuk persepsi keliru tentang cinta dan hubungan. Bagaimana fenomena ini terjadi? Seberapa besar pengaruhnya? Berikut ulasan lengkapnya.
Fenomena Standar Hubungan
Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu platform medsos dipenuhi konten bertema pasangan ideal: video kejutan hadiah mewah, liburan romantis ke luar negeri, hingga momen-momen manis yang seolah tanpa cela.
Melalui algoritma yang kuat, medsos terus mendorong konten serupa ke layar pengguna, membuat standar hubungan ini terasa seperti norma baru yang "seharusnya" dicapai semua pasangan. Fenomena ini menimbulkan ilusi: jika hubungan tidak seperti yang ditampilkan di medsos, maka hubungan tersebut dianggap kurang ideal.
Ekspektasi Tak Realistis: Dunia Maya vs Realita
Di dunia nyata, tidak semua orang mampu memenuhi ekspektasi itu: membelikan pasangan barang bermerek, mengadakan pesta kejutan spektakuler, atau tampil romantis tanpa henti.
Baca juga : Genjot Kualitas Pangan, Kementan Susun Standar Layanan PSAT
Realita hubungan melibatkan kerja sama, kompromi, dan kadang konflik. Sayangnya, banyak pasangan, terutama generasi muda, mulai merasa hubungan mereka gagal hanya karena tidak "seindah" yang terlihat di medsos.
Bukti Nyata: Curhatan dan Pengakuan
Tak sedikit pengguna platform tersebut yang blak-blakan mengaku hubungannya bermasalah gara-gara standar hubungan ideal. Standar yang tersebar perlahan membentuk ekspektasi baru dalam berpasangan, yang tak jarang berujung pada kekecewaan dan bahkan perceraian. Berikut fakta-fakta dan buktinya.
Salah satu bukti paling menggemparkan datang dari seorang pria yang menceritakan runtuhnya rumah tangganya gara-gara sang istri terpengaruh konten influencer. Dalam curhatannya, pria tersebut menjelaskan bahwa meskipun telah memberikan nafkah yang layak, istrinya tetap merasa kurang hanya karena mengikuti standar "harus Rp 15 juta per bulan" yang digaungkan influencer. Hal ini berujung pada ketidakpuasan, konflik, hingga akhirnya perceraian.
Yang dialami pria tersebut menjadi gambaran nyata, bagaimana ekspektasi hubungan dalam masyarakat modern kini banyak dipengaruhi oleh standar-standar yang beredar di media sosial. Banyak pasangan mulai menuntut sesuatu yang sebenarnya tidak selalu realistis dalam kondisi kehidupan nyata mereka.
Dalam kasus tersebut, perbedaan ekspektasi terhadap pemberian nafkah dan peran gender dalam rumah tangga berujung pada perceraian. Ini membuktikan bahwa ketidakselarasan antara standar maya dan realitas dapat berdampak fatal pada hubungan dunia nyata.
Selain cerita tentang perceraian, banyak pengguna lain juga mengungkapkan keresahan mereka mengenai standar hubungan yang menjadi tidak wajar akibat pengaruh medsos.
Baca juga : Masyarakat Penuhi Open House Lebaran Prabowo: Realita Tak Semencekam di Medsos
Pengakuan pengguna medsos dalam kolom komentar yang mengalami kelelahan dalam hubungan akibat terus membandingkan dengan standar TikTok. (Sumber: TikTok/@anonim)
Pengguna ini membagikan pengalaman pribadi bahwa hubungan asmaranya kandas karena pasangan terlalu terpaku dengan standar "ideal" yang dibentuk di medsos, hingga melupakan kenyamanan dan realitas hubungan mereka sendiri.
Penggunaan medsos tanpa kontrol kadang mengaburkan batas antara harapan yang wajar dengan ilusi hubungan sempurna. Akibatnya, banyak individu merasa tidak pernah cukup baik atau cukup berusaha dalam hubungan mereka, padahal kenyataannya, hubungan yang sehat lebih membutuhkan komunikasi, empati, dan kompromi, bukan sekadar memenuhi ekspektasi glamor yang viral.
Fenomena standar berlebihan juga diakui oleh pengguna lain yang merasa bahwa jatuh cinta sekarang terasa lebih rumit dibandingkan sebelumnya. Medsos membentuk ekspektasi berlebih, membuat proses alami saling mengenal menjadi penuh tuntutan dan beban.
Hal ini menjadi refleksi bahwa media sosial, yang seharusnya menjadi sarana hiburan dan inspirasi, justru bisa menjadi beban emosional dalam hubungan nyata. Tak berhenti di situ, banyak pula yang menyoroti konsep "princess treatment" yang viral di medsos. Standar ini menciptakan ilusi bahwa dalam hubungan, seseorang harus diperlakukan secara istimewa tanpa mempertimbangkan kondisi dan kesepakatan masing-masing pasangan.
Baca juga : Puncak Rangkaian Ramadan 1446 H, Krakatau Steel Laksanakan Mudik Gratis
Penjelasan pengguna tentang bagaimana standar "princess treatment" memengaruhi hubungan nyata. (Sumber: TikTok/@anonim)
Banyak yang merasa bahwa standar-standar ini tidak realistis, dan ketika ekspektasi tidak terpenuhi, hubungan pun berakhir dengan konflik dan perasaan tidak puas. Untuk menghindari dampak negatif tersebut, ada beberapa langkah bijak yang bisa diambil.
Tips Bijak Menghadapi Standar di Medsos
Agar tidak terjebak dalam standar palsu, ada beberapa langkah bijak yang bisa diterapkan:
- Sadari bahwa medsos hanyalah potongan kecil dari kehidupan nyata.
- Fokus pada hubungan dan komunikasi nyata dengan pasangan, bukan membandingkannya dengan orang lain.
- Kurangi konsumsi konten yang membuat Anda merasa tidak cukup baik.
- Bangun ekspektasi hubungan berdasarkan nilai pribadi, bukan berdasarkan tren media social.
Lebih jauh lagi, penting bagi kita untuk mengingat prinsip dasar dalam membangun hubungan. Setiap hubungan memiliki ritme dan kisahnya sendiri. Tidak perlu memaksakan diri mengejar standar orang lain. Yang terpenting adalah bagaimana kita memperjuangkan kebahagiaan dan keutuhan, dengan cara yang paling tulus dan nyata.
Pada akhirnya, standar hubungan yang bertebaran di medsos hanyalah gambaran sepihak yang sering kali jauh dari kenyataan. Hubungan sejati tumbuh dari komunikasi, kepercayaan, dan penerimaan tanpa perlu terus-menerus membandingkan diri dengan apa yang tampak di layar. Bijak bermedia sosial bukan hanya soal menjaga diri dari pengaruh buruk, tetapi juga soal merawat apa yang benar-benar berharga dalam hidup kita: hubungan nyata yang dibangun dengan hati.
(Catatan: Nama akun TikTok disamarkan untuk menjaga privasi pengguna)

Indra Cahyo Nugroho
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang
Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Negeri Semarang
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya