Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Agar Imun Oke, Batasi Konsumsi Garam Pas Lebaran Ya...

Selasa, 11 Mei 2021 16:10 WIB
Agar Imun Oke, Batasi Konsumsi Garam Pas Lebaran Ya...

RM.id  Rakyat Merdeka - Perhatikan asupan garam Anda, terutama saat Lebaran. Pasalnya, bila terlalu banyak garam, bisa mengurangi jumlah energi yang dapat dihasilkan sel sistem kekebalan, mencegahnya bekerja secara normal. Hal ini diulas sebuah penelitian dalam jurnal Circulation.

Jurnal Circulation adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Lippincott Williams & Wilkins untuk American Heart Association. Jurnal ini menerbitkan artikel yang berkaitan dengan penelitian dan praktik penyakit kardiovaskular, termasuk studi observasi, uji klinis, epidemiologi, studi layanan dan hasil kesehatan, dan kemajuan dalam penelitian terapan (translasi) dan dasar.

Laporan yang dipublikasikan Live Science sebelumnya menunjukkan, kelebihan natrium berhubungan dengan banyak masalah di tubuh, termasuk tekanan darah tinggi, risiko stroke yang lebih tinggi, gagal jantung, osteoporosis, kanker perut, dan penyakit ginjal.

Baca juga : Penerbangan Turun 90 Persen, Bandara AP II Sesuaikan Jam Penerbangan

Menurut Prof Markus Kleinewietfeld dari Hasselt University, Belgia, seperti dikutip Live Science, hal pertama yang Anda pikirkan adalah risiko kardiovaskular. Tetapi banyak penelitian menunjukkan, garam dapat mempengaruhi sel kekebalan dengan berbagai cara.

“Bila garam mengganggu fungsi kekebalan untuk jangka waktu lama, hal itu berpotensi mendorong penyakit inflamasi atau autoimun dalam tubuh," katanya.

Beberapa tahun yang lalu, sekelompok peneliti di Jerman menemukan, konsentrasi garam yang tinggi dalam darah dapat secara langsung memengaruhi fungsi sekelompok sel sistem kekebalan bernama monosit, yang berfungsi mengidentifikasi dan melahap patogen dan sel yang terinfeksi atau mati di dalam tubuh.

Baca juga : Pengamat Sepak Bola Nasional: Kompetisi Adalah Promosi Dan Degradasi 

Dalam studi terbaru, Kleinewietfeld dan rekan-rekannya melakukan serangkaian eksperimen untuk mencari tahu caranya. Mereka menemukan, dalam tiga jam setelah terpapar konsentrasi garam tinggi, sel kekebalan menghasilkan lebih sedikit energi, atau adenosin trifosfat (ATP).

Secara khusus, para peneliti melihat konsentrasi garam yang tinggi menghambat sekelompok enzim yang menyebabkan mitokondria menghasilkan lebih sedikit ATP. Dengan lebih sedikit ATP (lebih sedikit energi), monosit matang menjadi fagosit yang tampak abnormal.

Menurut peneliti, fagosit yang tidak biasa ini lebih efektif melawan infeksi. Namun, hal itu belum tentu baik, karena peningkatan respons kekebalan dapat menyebabkan lebih banyak peradangan dalam tubuh, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. [RSM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.