Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cara Jitu Atasi Hama Jeruk yang Ramah Lingkungan 

Selasa, 4 Juni 2019 17:33 WIB
Direktur Perlindungan Hortikultura Kementan Sri Wijayanti Yusuf. (Foto: Humas Kementan)
Direktur Perlindungan Hortikultura Kementan Sri Wijayanti Yusuf. (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kecamatan Dau, berada sekitar 8 kilometer dari Kota Batu, di Kabupaten Malang. Lokasinya berhawa sejuk dengan pemandangan Gunung Semeru, Gunung Arjuna dan Gunung Kawi ini mempunyai potensi pengembangan buah jeruk.  

Komoditas buah jeruk yang merupakan sentra penghasil kini memang sudah identik dengan obyek wisata. Sepanjang kawasan, masyarakat setempat yang memiliki kebun secara aktif menawarkan wisata petik jeruk.

Kepala Desa Selorejo Bambang Soponyono menjelaskan, hampir semua lahan warga memiliki tanaman jeruk. Desa ini memiliki lahan baku sawah seluas 43 hektare dan baku tegal seluas 320 hektare ini didominasi kebun jeruk. Pesona wisata petik jeruk itu kini sudah menjadi ikon desa. Jika sedang musim liburan panjang, lalu-lalang kendaraan dari luar Jawa Timur pun silih berganti menuju desa itu.  

Baca juga : Dunia Apresiasi Upaya Indonesia Wujudkan Ketahanan Pangan

“Sisi agribisnis jeruk ini akan bersinergi dengan sisi wisata yang sudah ada dan terus dikembangkan. Tujuannya, selain sisi ekonomi agribisnis dan kepariwisataan, juga sekaligus memberikan manfaat dan nilai tambah bagi petani," ujar Sopoyono.

Sujarwo, petani jeruk senior yang telah mengelola kebun jeruknya selama puluhan tahun. Tanaman jeruk yang dimilikinya berjumlah sekitar 1.000 batang. 

"Untuk sukses dalam bertani jeruk bukanlah instan. Pasti ada pengalaman pahit manis yang dijalani. Salah satunya serangan OPT pada tanaman jeruk," ujarnya. 

Baca juga : Atasi Masalah Sampah Puntung Rokok, Sampoerna Gandeng Puluhan Aktivis Lingkungan

Dalam usaha tani jeruk, pengeluaran terbesar adalah untuk pembelian sarana pengendalian OPT yaitu pestisida. Semasa belum menjadi binaan UPTD BPTPH Jawa Timur, Sujarwo mengaku bergantung pada pestisida. Pada 1990 an petugas BPTPH mengenalkan agens hayati dan pestisida nabati sebagai bahan pengendalian OPT. Secara bertahap cara tersebut diadopsi dan mulai penggunaan pestisida khususnya insektisida. Pengalaman tersebut ternyata membuahkan hasil yang positif. 

"Pengalaman menggunakan agens hayati, penggunaan pestisida dapat ditekan hingga 50 persen. Buah jeruk yang dikelola secara ramah lingkungan lebih berkualitas baik dari rasa maupun tampilannya, serta daya simpan lebih lama. Hal ini tentunya sangat menggembirakan," ungkap pria yang akrab dipanggil Jarwo ini.

Setelah merasakan manfaat dan keuntungan dari cara pengendalian OPT secara ramah lingkungan, Jarwo menekuni kearifan lokal dengan membuat ramuan bahan pengendalian OPT antara lain dengan menggunakan tanaman kipait, nimba, sirsak, dan sebagainya.

Baca juga : Hindari Kericuhan, Penumpang KA Stasiun Tanah Abang Dilarang Keluar

Direktur Perlindungan Hortikultura Kementerian (Kementan) Pertanian Sri Wijayanti Yusuf mengemukakan, pihaknya  bersama jajaran UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) serta Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit/Laboratorium Agens Hayati terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi pengendalian OPT secara ramah lingkungan.  

"Petugas perlindungan di lapang siap mendampingi petani dalam mengembangkan pertanian organik.  Diharapkan kedepan penerapan budidaya tanaman hortikultura secara ramah lingkungan khususnya pada tanaman jeruk semakin luas. Apalagi jeruk di Kecamatan Dau dikembangkan sebagai wisata agro, maka kebun hendaknya aman bagi pengunjung dan produknya aman konsumsi," jelasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.