Dark/Light Mode

BPBD DKI Imbau Warga Hemat Air

Ibu Kota Terancam Kekeringan Saat Kemarau

Senin, 9 Mei 2022 19:14 WIB
Peta perkiraan puncak musim kemarau 2022. (Foto: BMKG)
Peta perkiraan puncak musim kemarau 2022. (Foto: BMKG)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap kelangkaan air bersih saat musim kemarau.

Berdasar prakiraan musim kemarau di Indonesia tahun 2022 yang dirilis oleh BMKG, rata-rata wilayah DKI Jakarta sudah memasuki awal musim kemarau pada April 2022. Namun, untuk wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan akan memasuki awal musim kemarau pada Juni 2022.

Dampak dari musim kemarau ini dapat menyebabkan kekeringan yang mengakibatkan kelangkaan air bersih. Selain itu juga meningkatnya polusi udara.

Baca juga : BPBD Halbar Belum Terima Laporan Kerusakan Akibat Gempa

Menurut data BPBD DKI, dalam rentang waktu lima tahun terakhir (2017-2021), musim kemarau memberikan dampak kekeringan kepada masyarakat. Bahkan kala itu, Pemprov DKI Jakarta membentuk Satgas Air Bersih pada bulan September 2019 untuk memastikan pasokan air bersih.

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, untuk mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau, BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan para Wali Kota/Bupati untuk menghitung kebutuhan air bersih, khususnya bagi masyarakat yang berada di daerah rawan kekeringan dan bagi wilayah yang belum terlayani jaringan air bersih.

“Kami di jajaran Pemprov DKI Jakarta saling berkoordinasi untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau, terutama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan PD. PAM Jaya yang menyiagakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) mobile dan juga mobil-mobil tangki air agar siap memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta saat terjadi kekeringan,” kata Isnawa, Senin (9/5).

Baca juga : Menko PMK Imbau Pengelola Wisata Utamakan Keamanan Wisatawan

BMKG memperkirakan sifat hujan akan berada pada kondisi ‘Atas Normal’, yakni curah hujan musim kemarau lebih tinggi dari rerata klimatologis. Sedangkan, puncak musim kemarau diprakirakan akan terjadi pada Juli September 2022.

BMKG mencatat dalam sepekan terakhir selama periode tanggal 1-7 Mei 2022, suhu maksimum terukur berkisar antara 33-36,1 derajat Celsius.

BMKG memastikan suhu udara terik yang terjadi bukan fenomena Gelombang Panas, melainkan dipicu oleh beberapa faktor. Seperti, posisi semu matahari yang saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.

Baca juga : Ketum Hiwasi Terima Penghargaan Dari Senator DKI

Dominasi cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi, sehingga kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

Untuk itu, Isnawa juga mengimbau masyarakat untuk mulai melakukan penghematan air dalam rangka menyikapi peralihan musim kemarau ini. Selain itu, masyarakat juga diimbau memeriksa tabung gas secara berkala guna mencegah terjadinya kebocoran tabung gas yang dapat memicu kebakaran.

“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada dan mengajak masyarakat untuk mengantisipasinya dengan mulai melakukan penghematan air, serta menjadikannya sebagai gaya hidup baru. Ancaman bencana kebakaran pada gedung dan pemukiman juga perlu kita antisipasi bersama sebagai bentuk kewaspadaan terhadap dampak kekeringan di musim kemarau ini,” tandasnya. (DRS)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.