Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catat 472 Kasus Baru, Proporsi Tes PCR di DKI Nyaris Separuh Dari Total Nasional

Minggu, 9 Agustus 2020 18:02 WIB
Ilustrasi foto swab test/PCR. (Foto: Randi Tri Kurniawan/RM
Ilustrasi foto swab test/PCR. (Foto: Randi Tri Kurniawan/RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Dibanding provinsi lainnya, jumlah kasus baru di DKI Jakarta memang selalu tinggi. Hari ini saja, DKI mencatat 472 kasus baru.

Sementara Jawa Timur dan Jawa Barat yang menguntit di belakangnya, masing-masing membukukan angka 408 dan 179. Jumlah kasus baru itu diperoleh DKI dari hasil tes PCR yang cukup masif.

Per hari ini, DKI melakukan uji PCR terhadap 4.102 orang. Angka ini mencapai 46 persen dibanding total nasional yang jumlahnya 8.992.

Baca juga : Laporkan 721 Kasus Baru, Proporsi Tes PCR DKI Hari Ini Tembus 51 Persen

"Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 4.102 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru, dengan hasil 472 positif dan 3.630 negatif. Dari 472 kasus positif, 88 kasus adalah akumulasi data dari hari sebelumnya yang baru dilaporkan.

Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 43.123. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 45.620," terang Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini dalam keterangannya, Minggu (9/8).

WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Sesuai aturan tersebut, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum terhadap 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari. "Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan, sudah 4 kali lipat standar WHO," kata Weningtyas.

Baca juga : Catat 658 Kasus Baru, Proporsi Tes PCR di DKI Tembus 39 Persen Dari Total Nasional

Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.

Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 54 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta.

Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.

Baca juga : Tes PCR DKI Tembus 40 Persen dari Total Nasional

Jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 8.507 kasus (orang yang masih dirawat / isolasi).  Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,5 persen.

WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen. Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid, bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.